Batam (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan visi dari pertemuan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) bertujuan untuk menghadirkan kawasan terintegrasi, inovatif, inklusif, hijau, dan berkelanjutan di tahun 2036.
Airlangga di Batam, Jumat mengatakan dengan 30 tahun dari kerja sama IMT GT juga merupakan forum yang memprioritaskan pembangunan dan ekonomi di daerah yang melibatkan seluruh pemerintahan atau pun kementerian negara.
"Dengan tumbuhnya ekonomi koridor di kawasan IMT-GT diharapkan dapat mempererat perannya di Selat Malaka dan terutama untuk pariwisata dimana itu menjadi salah satu andalan di IMT-GT," ujar Airlangga usai melakukan pertemuan IMT-GT yang dilaksanakan di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Ia menyebutkan selama 30 tahun kerja sama yang telah terjalin, adapun beberapa kemajuan yaitu produk domestik bruto (PDB) pada tahun 1993 sebesar Rp20 miliar, dan berhasil meningkat mencapai Rp406 miliar.
Baca juga: Menko Airlangga nilai RI jadi tujuan investasi properti terbaik di dunia
Selain itu, pada tahun 2021, investasi dan perdagangan juga meningkat, dimana sektor perdagangan mengalami peningkatan hingga sekitar USD 20 miliar.
"Kemudian pariwisata sudah bangkit kembali. Dan ini adalah hal-hal kongkrit yang didorong," ujar dia.
Adapun beberapa hal yang dibahas untuk masa mendatang yaitu perlunya meningkatkan ekonomi hijau yang menjadi kunci pembiayaan dan pertumbuhan ekonomi hijau.
"Perkembangan hilirisasi karet dan kelapa sawit juga menjadi penting karena tiga negara ASEAN yang merupakan produsen utama karet dan sawit adalah di tiga negara ini (Indonesia, Malaysia, Thailand)," kata dia.
Baca juga: Menko Airlangga: IMT-GT Expo 2023 jadi ajang promosi ekonomi kerakyatan
Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli mengatakan melalui forum IMT-GT menjadi salah satu upaya penyelarasan dan kerja sama antara negara untuk menghadirkan ekonomi ASEAN yang lebih kuat di masa mendatang.
"Jadi kami melihat kerja sama melalui IMT GT ini adalah kerja sama yang penting dalam membina satu kesatuan ekonomi dan masyarakat. Dalam keadaan negara seperti IMT-GT akan berhadapan dengan banyak tantangan ekonomi di tingkat global," kata Rafizi.
Wakil Menteri Keuangan Thailand Julapun Amornvivat menyampaikan pihaknya juga memberikan panduan dan arahan mengenai isu-isu spesifik seperti peningkatan koridor ekonomi dan penerapan ekonomi biru, dimana Thailand memiliki peran yang cukup besar.
"Kami senang melihat negara-negara IMT-GT telah bergabung dan bersama-sama mengembangkan pembayaran lintas batas untuk mencakup bisnis lokal dan penyedia layanan guna mengoptimalkan aliran modal dan meningkatkan layanan untuk rakyat kami," kata Julapun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menko Perekonomian: Visi IMT-GT hadirkan kawasan terintegrasi