Ambon (ANTARA) - Yayasan NLR Indonesia secara intensif merawat penderita kusta melalui program Kelompok Perawatan Diri (KPD) penderita guna meminimalkan kasus kusta di Kota Ambon.
"Kelompok Perawatan Diri (KPD) penderita kusta merupakan program penanggulangan penyakit kusta yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kecacatan serta mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh penderita khususnya di kota Ambon, " kata Technical advisor Yayasan NLR Indonesia, Sioly Soempiet di Ambon, Jumat.
NLR Indonesia adalah sebuah yayasan nirlaba dan non-pemerintah yang memusatkan kerjanya pada penanggulangan kusta dan konsekuensinya di Indonesia.
Ia mengatakan, KPD yang dilakukan di Kota Ambon telah dimulai sejak 2021, dengan mengajak penderita kusta merawat diri secara mandiri rutin setiap bulan.
Baca juga: Dinkes Ambon intensif sosialiasi pencegahan dan pengobatan kusta
Perawatan diri yang dilakukan untuk membantu proses pengobatan agar kusta bisa segera sembuh dan tidak menular, terutama penderita yang memiliki luka.
"Dengan metode RGO (Rendam Gosok Oles), yakni rendam dengan air biasa, gosok pakai batu apung dan oles minyak sayur, serta terapi untuk mencegah kecacatan.
Sioly mengatakan, kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap bulan, agar dapat memantau penderita yang pernah atau memiliki gejala penyakit kusta.
"Kelompok ini petugas mengajarkan proses rawat kaki luka agar cacat tidak bertambah, dengan rajin merawat diri kecacatan tidak bertambah, sehingga penderita lebih baik kualitas hidup kusta buka hanya medis tetapi juga sosial ekonomi," katanya.
Baca juga: Legislator minta Dinkes Ambon gencar sosialisasikan bahaya kusta
KPD setiap bulan, katanya rutin diikuti 15 orang penderita yang datang dari berbagai lokasi di Kota Ambon untuk mendapatkan perawatan.
Selain mendapatkan perawatan pasien juga mendapatkan bantuan untuk perawatan diri seperti sabun, minyak gosok, sendal dan perawatan tubuh, ujarnya.
"Kegiatan ini merupakan komitmen pemerintah agar Maluku bebas kusta, dengan kenali kusta sejak dini karena kusta bisa disembuhkan tanpa kecacatan dan gratis pengobatan," kata Sioly.
Sementara itu, salah satu penderita kusta, An menyatakan dirinya rutin mengikuti KPD sejak tahun 2021.
"Melalui kelompok perawatan diri dan pantauan rutin dari petugas kesehatan, saya merasa lebih sehat dan mampu melakukan aktifitas rutin walaupun semua penyembuhan itu harus melalui proses," ujarnya.
Baca juga: Dinas Kesehatan Ambon temukan 26 kasus kusta baru