Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff menantang para peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat untuk membangun pencitraan positif tentang Maluku, sehingga provinsi itu tidak dicap sebagai daerah konflik dan tidak aman bagi kunjungan orang luar.
"Saya tantang peserta konvensi untuk berkomitmen membangun pencitraan positif di luar tentang Maluku. Daerah ini telah benar-benar aman dan masyarakatnya hidup rukun sebagai sesama saudara," kata Said dalam Debat Bernegara Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat di Islamic Center Ambon, Maluku, Selasa.
Menurut Said, saat ini sebagian pihak di tanah air maupun di luar negeri masih menstigma Maluku dan Ambon sebagai daerah tidak aman untuk dikunjungi.
"Ambon dan Maluku pada umumnya saat ini benar-benar aman dan masyarakatnya hidup rukun dalam nuansa persaudaraan. Siapa saja boleh datang dan merasakan nyamannya hidup dan berkunjung ke Maluku," tandasnya.
Karena itu, tandas Said yang baru dilantik sebagai Gubernur Maluku periode 2014-2019 berpasangan dengan Wakil Gubernur Zeth Sahuburua oleh Mendagri pada Senin (10/3), tidak salah jika dirinya meminta komitmen dan janji para peserta konvensi untuk bersama membangun pencitraan positif tentang Maluku saat ini.
Menanggapi tantangan itu, peserta Konvensi Capres Partai Demokrat menyampaikan pendapat masing-masing. Marzuki Alie menegaskan stigma Maluku sebagai daerah tidak aman di Indonesia hanya isu yang dikembangkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
"Maluku benar-benar aman dan semua peserta konvensi yang hadir bisa merasakan dan membuktikan bahwa daerah ini aman untuk dikunjungi. Kehidupan masyarakat yang rukun dan damai dalam nuansa persaudaraan harus menjadi modal untuk percepatan pembangunan di daerah ini," kata Marzuki yang juga Ketua DPR RI itu.
Hal senada dikemukakan Dino Patti Djalal. Ia menegaskan bahwa semua pihak meyakini Ambon dan Maluku sebagai daerah yang aman dan damai.
Namun, tambah mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat itu, diperlukan strategi pemasaran untuk membangun pencitraan lebih positif tentang Ambon dan Maluku di mata dunia internasional.
"Banyak yang tidak tahu daerah ini telah benar-benar aman serta masyarakatnya hidup rukun dan damai," katanya.
Sinyo Hari Sarundayang memberikan penghargaan yang tinggi kepada masyarakat Ambon dan Maluku yang telah kembali menemukan jati dirinya yakni kehidupan penuh cinta kasih dan kebersamaan.
"Saya perlu memberikan penghargaan kepada seluruh masyarakat Ambon dan Maluku karena telah kembali hidup rukun dan damai dalam persaudaraan. Ini jati diri orang Maluku yang sesungguhnya," katanya.
Sinyo Sarundayang menegaskan, Indonesia tanpa Maluku bukanlah Indonesia, karena itu diperlukan peran serta semua pihak untuk membangun pencitraan positif tentang harmonisasi kehidupan di Maluku saat ini.
Sedangkan Ali Masykur Musa memberikan apresiasi yang tinggi terhadap toleransi antarwarga dan pluralisme yang ada di Maluku.
"Pluralisme dan toleransi antarwarga adalah bentuk jati diri sesungguhnya dari masyarakat Indonesia, dan hal ini bisa ditemukan di Maluku. Pluralisme takkan pernah ada tanpa toleransi dan kerukunan," katanya.
Para peserta konvensi mengapresiasi kondisi keamanan Maluku yang semakin kondusif serta sepakat untuk bersama-sama membangun citra positif daerah ini, sehingga menjadi daya dorong percepatan pembangunan di masa mendatang.
Gubernur Tantang Peserta Konvensi Bangun Citra Maluku
Selasa, 11 Maret 2014 23:25 WIB