Malra (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Pemkab Malra) berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui Industri Kecil dan Menengah (IKM) skala rumah tangga atau gabungan rumah tangga sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat yang efektif.
Penjabat (Pj) Bupati Malra Jasmono, diwakili Pj Sekda Malra Nikodemus Ubro melalui siaran pers yang diterima Antara di Ambon Selasa, mengatakan sebanyak 40 peserta dilibatkan dalam pelatihan IKM untuk meningkatkan pendapatan, mengurangi pengangguran dan menjadi pilar pengembangan ekonomi daerah.
Hal ini disampaikan saat membuka kegiatan pelatihan keterampilan batik tulis, anyaman bambu,dan pelepah pisang, yang digagas oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Maluku Tenggara di Langgur.
Turut hadir perwakilan Kementrian perindustrian RI, Perwakilan dinas Perindustrian Provinsi Maluku, dan pimpinan OPD Malra.
Ia mengatakan persoalan perekonomian di Malra yang cukup mendesak dalam adalah tingkat pengangguran terbuka.
Angka pengangguran meskipun dapat ditekan dari waktu ke waktu, namun tingkat persentasenya masih cukup tinggi.
"Tahun 2023 angka pengangguran mencapai 5,73 persen yang memberi dampak bagi berbagai aspek sosial dan ekonomi," katanya.
Untuk itu salah satu strategi menekan angka pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat, melalui pemberdayaan industri kecil dan menengah termasuk koperasi usaha, agar mampu mengembangkan usahanya.
"Pengembangan IKM dan Koperasi yang mampu tumbuh dalam berbagai bidang usaha merupakan, mampu berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas akan memberikan dampak bagi ekonomi masyarakat dan terlebih mampu menyerap tenaga kerja," ulasnya.
Secara khusus untuk IKM Batik Tulis dan Anyaman Pelepah Pisang, Jasmono berpesan untuk keberlanjutan dan pengembangan usaha, yang harus diperhatikan antara lain kualitas produk.
IKM dengan produknya harus mampu menjawab kebutuhan konsumen atau pasar dengan kualitas yang baik.
Artinya, hal-hal yang berkaitan dengan bahan baku, motif, dan model yang dihasilkan harus memiliki keunggulan komparatif, dan untuk lebih meningkatkan keunggulan dengan menonjolkan ciri khas dan karakteristik khusus harus mampu ditonjolkan.
"Produk yang dihasilkan benar-benar mampu menunjukkan budaya dan ciri khas masyarakat Kei. Hal-hal yang menjadi ciri khas, selalu menjadi daya tarik untuk tamu atau pengunjung dari luar daerah yang datang ke daerah ini," kata dia.
Selain itu sebut Jasmono, promosi produk, menjadi hal penting dalam memasarkan produk konsumen. Metode pemasaran yang lebih inovatif harus dilakukan. Pemanfaatan media teknologi, dan termasuk dukungan dari konten kreator dan influencer perlu dibangun.
"Tentu dalam hal ini peran dari berbagai pihak diharapkan. Dan untuk itu, kepada Dinas teknis untuk membangun kerjasama antar dinas.
"Kanal Media informasi pemerintah daerah dapat difungsikan untuk membantu pemasaran produk-produk IKM," ujarnya.
Jasmono menegaskan, dengan fasilitasi pemerintah daerah untuk IKM harus dapat ditingkatkan. Fungsi fasilitasi pemerintah daerah dalam mendorong akses modal, seperti kredit usaha harus dapat dikonsolidasikan secara baik, khususnya dengan perbankan.
"Pemberian fasilitas pelatihan keterampilan, pendampingan usaha, dan termasuk kebijakan insentif usaha harus menjadi perhatian ke depan," ujarnya.
Membangun UMKM hanya bisa berhasil jika didukung lingkungan usaha yang kondusif. Berbagai elemen pemerintah dan masyarakat bekerja dan. sistem yang mampu menunjang pengembangan UMKM.
"Semoga melalui kegiatan ini, maka IKM yang menjadi peserta dalam pelatihan ini akan semakin berkembang, semakin mampu melaksanakan kinerja secara efektif dan efisien, sehingga memberikan dampak ekonomi yang lebih besar," pungkasnya. (DS).