Ambon, 11/10 (Antara Maluku) - Warga Muslim kelurahan Silale, Kota Ambon menjamu makan "patita" (makan bersama dalam satu meja) untuk ratusan anggota kontingen Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XI asal Jawa tengah (Jateng).
Makan "patita" yang sekaligus merupakan bagian acara perpisahan yang digelar di pemukiman warga Muslim Silale, Sabtu, dihadiri Gubernur Maluku Said Assagaff, Wagub Zet Sahuburua yang juga sebagai Ketua Umum Panitia Pesparawi Nasional XI dan Ketua Harian Pesparawi Poly Kastanya.
Suasana kekeluargaan dan persaudaraan tampak mewarnai "makan patita" yang melibatkan seluruh warga kelurahan Silale tersebut.
Keluharan Silale ditunjuk sebagai tuan rumah sekaligus untuk menampung sebagian kontingen Jateng yang hadir untuk mengikuti 12 mata lomba yang dipertandingkan dalam Pesparawi dan diikuti peserta dari 34 provinsi.
Seluruh anggota kontingen Jateng tampak hadir menggunakan pakaian kontingen mereka dan menikmati berbagai suguhan musik maupun acara makan bersama yang melambangkan kekeluargaan dan persaudaraan tersebut.
Paduan Suara Laki-Laki GPM juga didaulat untuk mempersembahkan kidung rohani yang dibawakan saat lomba banding nyanyi lagu rohani tersebut dan disambut tepuk tangan warga Muslim Silale.
Berbagai makanan khas Ambon disuguhkan warga Silale kepada seluruh anggota kontingen Jateng, diantaranya papeda (hasil olahan dari pati sagu berbentuk seperti lem) yang dimakan dengan ikan kuah kuning, kohu-kohu serta berbagai aneka ikan segar lainnya.
Gubernur Said menyambut positif makan patita bersama yang digelar warga Silale untuk menjamu peserta provinsi Jateng tersebut sebagai bagian dari upaya memupuk rasa kebersamaan dan persaudaraan tanpa memandang perbedaan.
Dia menyatakan makan patita merupakan salah satu budaya orang Maluku dan umumnya dilaksanakan dalam waktu tertentu untuk mempererat hubungan persaudaraan dan kekeluargaan.
"Makan patita yang digelar menunjukkan bahwa kontingen Pesparawi Jateng telah menjadi bagian dari kehidupan bersama warga Silale," katanya.
Selain itu, makan patita yang digelar juga merupakan bagian dari totalitas masyarakat Maluku, baik Muslim dan Kristen untuk terlibat bersama menjadi tuan dan nyonya rumah saat melayani para tamu yang berkunjung.
"Seluruh komponen masyarakat di Ambon dan sekitarnya telah menunjukkan kerinduan bersama menyukseskan Pesparawi dan hal ini ditunjukkan melalui totalitas untuk melayani seluruh tamu yang hadir, termasuk menampung para peserta di rumah-rumah warga Muslim. Ini bagian dari tiga sukses penyelenggaraan Pesparawi nasional di Ambon," katanya.
Gubernur Said menegaskan, prestasi terbaik yang dicapai dalam Pesparawi di Ambon, bukanlah menjadi satu-satunya tujuan yang ingin dicapai, tetapi terlebih adalah terciptanya persaudaraan antarwarga dari 33 provinsi dengan masyarakat Maluku.
"Saya yakin ada banyak kisah dan cerita yang diperoleh para peserta dari 33 provinsi selama seminggu berada di Ambon dan akan dibawa pulang sebagai `ole-ole` untuk diceritakan kepada basudara (saudara) dan kerabat di daerah masing-masing," katanya.