Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengatakan tujuan diadakannya multaqo atau pertemuan antara ulama, habaib, dan cendekiawan muslim yang digelar di Jakarta Jumat malam untuk persatuan bangsa Indonesia usai pemilu 2019.
“Pertemuan ini maksudnya adalah mengingatkan setelah kita melewati masa Pemilu atau Pilpres, kembali bersatu sayangilah bangsa Indonesia ini prioritaskan ke depan dan persatuan,” kata Said Aqil kepada wartawan jelang pembukaan acara bertajuk “Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslim Untuk Kemaslahatan Bangsa” di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Jumat malam.
Dia menyebut pada pertemuan tersebut seluruh ulama, habaib, dan cendekiawan muslim berkumpul untuk membangun ukhuwah dan rekonsiliasi usai gelaran pesta demokrasi pada 17 April lalu.
Said Aqil menegaskan bahwa agama Islam mengajarkan untuk membangun persaudaraan, melarang permusuhan, serta melarang untuk berprasangka buruk.
“Islam mengajarkan ukhuwah persaudaraan, Islam mengajarkan budaya akhlakul karimah, Islam melarang kekerasan apalagi berbuat yang chaos yang inkonstitusional, Islam melarang ujaran kebencian, Islam melarang fitnah adu domba, bahkan Islam melarang suudzon buruk sangka satu sama lain,” kata dia.
Oleh karena itu Said Aqil mengatakan multaqo ulama tersebut mengajak semua pihak untuk kembali membangun persaudaraan dan rekonsiliasi.
Dia menyebutkan tidak ingin Indonesia terpecah belah seperti negara-negara di Timur Tengah hanya gara-gara perbedaan dalam pemilihan presiden.
“Tunjukkan bangsa Indonesia yang mayoritas umat Islam paham berdemokrasi, dewasa berdemokrasi, matang bernegara, pemilu boleh beda pilihan setelah pemilu selesai, kita bersatu kembali itu tujuannya,” kata Said Aqil.
Dia menekankan bahwa para ulama yang hadir dalam multaqo ulama, habaib, dan cendekiawan muslim malam ini adalah sebenar-benarnya ulama.
“Pertemuan yang betul-betul yang bertemu para ulama para habaib, ulama yang memiliki pesantren yang memiliki umat, yang betul-betul mutafaqqih fiddin paham mumpuni tentang agama, ulama yang betul-betul hidup bersama umat yang membimbing, mengasuh, mengayomi, memelihara umat,” kata dia.
Hadir pada multaqo ulama ini antara lain pengasuh pesantren Al-Anwar Rembang KH Maimun Zubair, KH Drs Masdar Mas'udi, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr Nasaruddin Umar, dan lain-lain.