Kapal Perang KRI Raden Eddy Martadinata-331 di bawah kendali operasi Komandan Guspurla Koarmada III Laksamana Pertama TNI Retiono Kunto, memulai operasi pengamanan perbatasan laut Indonesia wilayah Timur, yang bermula dari perairan Maluku, Selasa.
Pada operasi hari pertama, kapal perang yang dikomandani oleh Kolonel (P) Rasyid Al Hafidz tersebut, ikut membantu operasi SAR gabungan untuk mencari nelayan yang hilang di Laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah.
Retiono menjelaskan ada permintaan bantuan SAR ke Pos TNI AL Banda Naira yang diteruskan ke Guspurla Koarmada III, bahwa pada 7 Agustus 2021, sekitar pukul 05.00 WIT ada kecelakaan kapal "Emirates", yakni sebuah kapal ikan yang kerap disebut Kapal Bobo. Kecelakaan berlokasi di sebelah Utara Laut Banda, dan akibat insiden tersebut masih satu korban yang hilang bernama Herson Launga, nakhoda kapal tersebut.
Proses pencarian korban yang hilang di Laut Banda saat ini sudah berlangsung lebih dari 3x24 jam, dan KRI Raden Eddy Martadinata-331 (REM-331) membantu unsur SAR yang terlibat dalam pencarian, diantaranya Basarnas (Pos SAR Banda), Polsek Banda, Koramil Banda, Polairud Banda, PSDK dan masyarakat sekitar.
"Kita sudah mencari dari sisi Barat Laut tadi selama pencarian untuk mencari benda-benda terapung yang kemungkinan korban atau pun kapal yang tenggelam," ujar Retiono.
KRI REM-331 melakukan penyapuan dengan sensor bawah air untuk mendeteksi apabila kapal itu melayang di dasar laut. Pihak keluarga juga meminta agar kapal perang tersebut menyisir area tenggelamnya kapal, namun pencarian hingga Rabu petang, masih nihil.
"Kita belum berhasil mendeteksi termasuk Tim SAR yang ada disini," katanya.
Ia memperkirakan karena kejadian sudah lebih dari dua hari, serta dilihat dari posisi tenggelam dan kecepatan arus yang diperkirakan 1 knot menuju arah barat laut, maka korban dan kapal sudah terhanyut cukup jauh dari sekitar Kepulauan Banda Naira.
"Dugaan korban dan kapal sudah terhanyut pada radius kurang lebih 48 nautical mile dari posisi awal," ujarnya.
Saat proses pencarian KRI REM-331 sempat berlayar beriringan dengan kapal Basarnas. Kondisi ombak saat pencarian kerap berubah dari tenang kemudian mulai ada ombak dengan tinggi sekitar 1,8 meter. Karena hari mulai gelap, KRI REM-331 menghentikan penyisiran dan kembali melanjutkan operasi pengamanan perairan yang akan mencapai perbatasan Indonesia dengan Australia dan Timur Leste.
Dalam musibah kecelakaan kapal itu, 26 orang anak buah kapal dilaporkan selamat. Satu awak kapal atas nama La Wole La Hangu (54) meninggal dunia di tempat, dan seorang dinyatakan hilang yakni Herson Laungga (48). Korban hilang adalah nakhoda kapal, dan berasal dari Kampung Baru Kecamatan Banda.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Pada operasi hari pertama, kapal perang yang dikomandani oleh Kolonel (P) Rasyid Al Hafidz tersebut, ikut membantu operasi SAR gabungan untuk mencari nelayan yang hilang di Laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah.
Retiono menjelaskan ada permintaan bantuan SAR ke Pos TNI AL Banda Naira yang diteruskan ke Guspurla Koarmada III, bahwa pada 7 Agustus 2021, sekitar pukul 05.00 WIT ada kecelakaan kapal "Emirates", yakni sebuah kapal ikan yang kerap disebut Kapal Bobo. Kecelakaan berlokasi di sebelah Utara Laut Banda, dan akibat insiden tersebut masih satu korban yang hilang bernama Herson Launga, nakhoda kapal tersebut.
Proses pencarian korban yang hilang di Laut Banda saat ini sudah berlangsung lebih dari 3x24 jam, dan KRI Raden Eddy Martadinata-331 (REM-331) membantu unsur SAR yang terlibat dalam pencarian, diantaranya Basarnas (Pos SAR Banda), Polsek Banda, Koramil Banda, Polairud Banda, PSDK dan masyarakat sekitar.
"Kita sudah mencari dari sisi Barat Laut tadi selama pencarian untuk mencari benda-benda terapung yang kemungkinan korban atau pun kapal yang tenggelam," ujar Retiono.
KRI REM-331 melakukan penyapuan dengan sensor bawah air untuk mendeteksi apabila kapal itu melayang di dasar laut. Pihak keluarga juga meminta agar kapal perang tersebut menyisir area tenggelamnya kapal, namun pencarian hingga Rabu petang, masih nihil.
"Kita belum berhasil mendeteksi termasuk Tim SAR yang ada disini," katanya.
Ia memperkirakan karena kejadian sudah lebih dari dua hari, serta dilihat dari posisi tenggelam dan kecepatan arus yang diperkirakan 1 knot menuju arah barat laut, maka korban dan kapal sudah terhanyut cukup jauh dari sekitar Kepulauan Banda Naira.
"Dugaan korban dan kapal sudah terhanyut pada radius kurang lebih 48 nautical mile dari posisi awal," ujarnya.
Saat proses pencarian KRI REM-331 sempat berlayar beriringan dengan kapal Basarnas. Kondisi ombak saat pencarian kerap berubah dari tenang kemudian mulai ada ombak dengan tinggi sekitar 1,8 meter. Karena hari mulai gelap, KRI REM-331 menghentikan penyisiran dan kembali melanjutkan operasi pengamanan perairan yang akan mencapai perbatasan Indonesia dengan Australia dan Timur Leste.
Dalam musibah kecelakaan kapal itu, 26 orang anak buah kapal dilaporkan selamat. Satu awak kapal atas nama La Wole La Hangu (54) meninggal dunia di tempat, dan seorang dinyatakan hilang yakni Herson Laungga (48). Korban hilang adalah nakhoda kapal, dan berasal dari Kampung Baru Kecamatan Banda.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021