Manajemen tim sepakbola Maluku Utara (Malut) tidak akan mendampingi pemain berlaga di PON XX Papua karena keberatan dengan kebijaksanaan Pengurus KONI setempat. 

"Saya bicara atas nama manajer dan tim manajemen yang telah memutuskan tidak mendampingi pemain ke Papua," kata Sekretaris tim sepakbola PON Malut, Guntur Rahman De Briving,  di Ternate, Senin.

Menurut dia, ada beberapa persoalan yang membuat tim manajemen mengambil keputusan tersebut antara lain berdasarkan handbook PON  official itu jumlahnya 50 persen dari atlet, sedangkan, KONI Malut memberikan jatah tujuh orang. 

Jumlah pemain tim PON sepakbola Malut sebanyak 20 orang dan jumlah official 12 orang dengan ketentuan kelebihan dua orang menjadi tanggungjawab manajemen yang mencari dana tanpa lagi membebani KONI maupun sponsor, tetapi tidak disetujui .

Sedankan,  pembagian honor untuk pelatih dan pemain dari pihak KONI ternyata dari manajemen tidak mengetahui maupun dilibatkan, sehingga menilai tidak ada peran untuk mengatur tim sebagaimana aturan .

"Tim adalah tanggung jawab manajemen  yang merupakan perpanjangan tangan dari Asprov PSSI sebagaimana diberikan SK yang didalamnya tercantum semua urusan termasuk mengelola keuangan," ujar Guntur.

Tidak hanya pembagian honor, pembagian uang saku juga pihak manajemen tidak mengetahui. “Dari sinilah manajemen menilai, lebih baik diserahkan ke KONI yang mengelolanya," tandas Guntur.

Menurutnya, tim pelatih maupun pemain telah digaji manajemen, sehingga baik honor maupun uang saku yang diberikan KONI seharusnya disampaikan kepada mereka untuk mengelolanya.

"Jadi dana yang dari KONI tidak akan digunakan manajemen untuk kepentingan lain, tetapi itu akan dikembalikan ke pelatih dan pemain. Jadi manajemen masih tetap ada fungsi sebagaiamana selama ini kita laksanakan," ujar Guntur.

Dia mengemukakan, gaji pelatih dan pemain seluruhnya telah dbayar setiap bulan dengan besaran sesuai komitmen antara pelatih, pemain dan manajemen. Gaji  yang dibayar manajemen merupakan pemberian dari sponsor yakni  PT NHM.

Diakui Guntur, akibat dari hal tersebut,  maka  antara manajemen dan pelatih tidak lagi harmonis.  Manajemen memutuskan untuk tidak mendampingi tim sepakbola PON Malut karena dikuatirkan akan mengganggu para pemain.

"Kami berharap tim sepakbola PON Malut memberikan yang prestasi terbaik bagi masyarakat di provinsi ini," tegasnya.

Gaji  pelatih kepala Rp20 juta per bula, asisten pelatih Rp12,5 juta per bula . Pemain klasifikasi satu sebesar Rp10 per bulan, klasifikasi dua  Rp8 juta dan klasifikasi tiga  Rp6 juta. 

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021