Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku Utara (Malut) berharap manajemen tim sepakbola Malut bisa mendampingi anak asuh pelatih Rahmat Rivai, dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX di Papua.

Sekretaris KONI Malut, Jasman Abubakar di Ternate, Selasa, mengatakan, manajemen sudah bekerja dari awal dan membawa tim sepakbola Malut untuk pertamakalinya lolos ke PON. Karena itu, ia berharap masalah internal yang kini terjadi di manajemen sepakbola Malut bisa diselesaikan demi mencapai prestasi tim Malut di PON Papua. Persiapan tim sudah sampai tahap akhir, sehingga dirinya sangat berharap manajemen bisa mendampingi tim sepakbola Malut di PON Papua. 

"KONI sangat berharap managemen bisa mendampingi tim sepakbola, karena ini sudah di akhir, semua sudah bekerja dan marilah torang sama –sama berbuat untuk Malut dalam PON di Papua," katanya. 

Jasman juga berharap masalah yang terjadi bisa dikomunikasi baik-baik dan diselesaikan dengan bijak. KONI kata Jasman, sudah melakukan yang terbaik untuk Malut, KONI melakukan secara  professional dan melalui prosedural yang KONI lakukan dan kalau ada apa-apa bisa dikomunikasi dengan baik dan diperbaiki, demi sepakbola Malut.

Dirinya juga membantah bahwa KONI Malut mengambilalih tugas yang sudah dilakukan managemen tim. Bahkan, KONI telah memberikan kepercayaan kepada managemen untuk mengurus tim sepakbola yang berlaga di PON Papua. 

"Kami sudah memberikan hak-hak bagi para pemain dan pelatih, disaksikan oleh tim managemen," kata Jasman. 

Baca juga: PON Papua- Manajemen sepakbola Malut tidak dampingi pemain ke PON XX, jangan korbankan atlet

Seraya menambahkan, apa yang KONI lakukan karena KONI mempunyai kepentingan administrative dan sekali lagi berharap managemen bisa bersama tim sepakbola berangkat ke PON Papua.

Sebelumnya, Sekretaris Tim Sepakbola PON Malut, Guntur Rahman De Briving mengatakan, seluruh manajemen tim sepakbola tidak mendampingi tim berlaga di PON. Keputusan manajemen tersebut, praktis tim sepak bola tanpa manajemen.

Menurut Guntur, ada beberapa persoalan yang membuat tim manajemen mengambil kepuutusan tersebut. Pertama, berdasarkan Handbook PON, dimana official jumlahnya 50 persen dari jumlah peserta, sementara KONI Malut memberikan jatah 7 orang. Sedangkan jumlah pemain dalam tim PON sepak bola sebanyak 20 orang. Artinya, jumlah official harusnya 10 orang. Dan saat ini manajemen tim sebanyak 12 orang, sisanya nanti manajemen yang mencari tanpa lagi membebani KONI maupun sponsor.

Selain itu, pembagian honor untuk pelatih dan pemain dari pihak KONI dari manajemen tidak mengetahui dan tidak dilibatkan, sehingga manajemen menilai tidak ada peran manajemen, dalam hal ini terutama untuk mengatur tim sebagaimana aturan dalam sebuah manajemen tim. 

Baca juga: Tim futsal Malut siap mainkan laga perdana di PON Papua, raih prestasi
Baca juga: Tiga petinju Malut masih jalani TC di Jakarta, tunjukkan prestasi

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021