Lembaga Ambon Music Office (AMO) dan Indonesia Creative Cities Network (ICCN) atau Jejaring Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia melakukan survei potensi ekonomi kreatif di Kota Ambon, Provinsi Maluku.

"Survei dilakukan untuk melihat potensi ekonomi kreatif di Ambon kerjasama AMO dan ICCN dengan dukungan fasilitas dari Kemenparekraf, " kata Direktur AMO, Ronny Loppies, Selasa.

Survey tersebut menunjukkan bahwa pelaku ekonomi kreatif di Ambon didominasi oleh musisi, penyanyi dan sektor lainnya yakni kuliner dan pendukung lainnya.

Data menunjukkan presentasi potensi ekonomi kreatif didominasi musisi 27 persen, penyanyi 23 persen, sektor kuliner 12 persen dan lainnya 38 persen.

Baca juga: AMO galakkan rencana kerja gital di masa pandemi COVID-19, begini penjelasannya

Rincian setiap kecamatan yakni Leitimur Selatan, musisi 20 persen penyanyi 30 persen, kuliner 35 persen dan lainnya 15 persen.

Kecamatan Nusaniwe musisi 31 persen,penyanyi 23 persen, kuliner 16 persen dan lainnya 30 persen.

Teluk Ambon, musisi 33 persen, penyanyi 21 persen, kuliner 6 persen dan lainnya 40 persen. Kecamatan Teluk Ambon Baguala, musisi 39 persen, penyanyi 20 persen, kuliner 3 persen, dan lainnya 38 persen

Sedangkan kecamatan Sirimau, musisi 21 persen, penyanyi 23 persen, kuliner 11 persen, dan lainnya 45 persen.

Survei melibatkan 11 tenaga surveyor dengan sampel sebanyak 490 sampel.

Baca juga: Disdik Ambon - AMO seleksi tenaga guru mulok musik, begini penjelasannya

Survey tersebut melibatkan komunitas dengan kuesioner yang dipersiapkan yakni bahasan antara AMO dan ICCN, dan survey akan dikirimkan ke ICCN dan Kemenpafekraf.

Ditambahkannya, metode yang digunakan yakni indeks kota kreatif untuk mengukur potensi ekonomi kreatif di Ambon, dan diselingi metode "Urban for a future".

Baca juga: Kota Ambon ikut festival fete de la musique di Polandia, begini penjelasannya

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021