Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate menyatakan, wilayah Maluku Utara (Malut) memiliki kondisi cuaca melalui pemetaan seiring terjadinya curah hujan berintensitas lebat.

"Ada pemetaan dari zona musim dan zona nonmusim sulit diprediksi, dimana wilayah 328 seperti Kota Ternate, Tidore, Halteng, Halut, Halsel dan untuk zona nonmusim Kepulauan Sula dan Morotai, sehingga, untuk Oktober 2021 dengan puncak hujan terutama pada Desember dan Januari 2022," kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Dewi Makhrantika di Ternate, Rabu.

Karena itu, memasuki musim hujan, warga yang tinggal di wilayah Kalimati, bantaran sungai dan bekas galian C untuk tetapi mewaspadai curah hujan tinggi disertai banjir

Sebelumnya, pihaknya menyampaikan peringatan dini cuaca ekstrem Provinsi Malut diprediksi berpotensi terjadi hujan sedang-lebat yang dapat pada pukul 15.30 WIT di wilayah Bacan, Jailolo, serta dapat meluas ke wilayah Obi, Mangole, Ternate, Hiri, Sidangoli, Ibu, Morotai, Sofifi, Waijoi, Tidore dan sekitarnya, kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 17.30 Wit

Selain itu, BMKG prediksi potensi terjadi hujan sedang-lebat yang dapat pada pukul 06.25 WIT di wilayah Morotai, Wasile serta dapat meluas ke wilayah Maba, Buli, Patani, Galela, Tobelo dan sekitarnya.

Sementara itu, Kota Ternate dan sejumlah daerah lainnya di Malut dilanda banjir akibat luapan air dari drainase dan kali mati, menyusul cuaca ekstrem disertai hujan dengan intensitas lebat menggenangi daerah ini.

Sebelumnya, berdasarkan pantauan angin di lapisan 3000feet, terdapat angin konvergen di wilayah Malut diakibatkan adanya Palung yang terbentuk di Samudera Pasifik sebelah timur laut Malut dan Topan “Chantu” di bagian utara semakin menjauhi wilayah Filipina.

"Kondisi tersebut diiringi dengan tingginya anomali Suhu Muka Laut sebesar 1 - 3 °C di wilayah perairan Malut dan adanya gelombang Tipe Low Frequncy di Wilayah Malut," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Muhammad Arif Gani dihubungi terpisah mengatakan ada sejumlah titik, seperti Kelurahan Rua, Taduma dan Kelurahan Takome, di Kecamatan Ternate Pulau, yang mengalami bencana tanah longsor akibat dari curah hujan tinggi melanda di daerah itu sejak tahun lalu.

Dia menyatakan, bencana tanah longsor yang terjadi sejumlah titik di Kecamatan Ternate Pulau itu, berupa tanah longsor, sehingga menyebabkan sebuah jembatan mengalami retak dan dan unit rumah warga mengalami rusak

Akibat curah hujan berintensitas lebat, Wakil Wali Kota Ternate, Jasri Usman langsung turun ke sejumlah kawasan di Kota Ternate mengalami genangan air, menyusul tingginya curah hujan.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021