Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (Tp-PKK) Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad mengajak kaum perempuan meneladani semangat juang pahlawan Martha Christina Tiahahu, dengan membuat karya-karya bermanfaat dan berkualitas.
"Sebagai generasi penerus dan perempuan Maluku masa kini, kita dapat meneladani semangat juang Martha Christina Tiahahu," kata Widya Pratiwi Murad di acara penandatanganan prasasti patung Martha Christina Tiahahu di Museum Siwalima Provinsi Maluku di Kota Ambon, Senin (8/11).
Ahli waris Martha Christina Tiahahu dan warga Desa Abubu, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah pada Maret 2018 menyerahkan patung sang pahlawan yang berada di desa mereka kepada Museum Siwalima sebagai salah satu koleksi sejarah.
Patung setinggi lima meter itu dipancang di depan Gedung Pameran Tetap Satu Museum Siwalima dan diresmikan oleh Ketua TP PKK Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad.
Widya mengatakan Martha Christina Tiahahu dikenal dengan sebutan Mutiara Nusalaut, Batu Karang dari Banda, dan Srikandi Maluku yang gugur sebagai kesuma bangsa karena kecintaannya kepada Tanah Air, khususnya Maluku.
Selain berjasa mengusir penjajah, Martha Christina Tiahahu juga telah melahirkan nilai-nilai luhur kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial yang erat kaitannya dengan pola hidup masyarakat Maluku.
Menurut dia, meneladani perjuangannya, kaum perempuan masa kini harus selalu arif dan bijaksana dengan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat dan berkualitas sebagai perempuan-perempuan hebat Maluku.
"Pemancangan patung dan penandatanganan prasasti Martha Christina Tiahahu merupakan salah satu wujud dari penghormatan dan penghargaan kita terhadap pengorbanannya dalam membela dan mempertahankan tanah Maluku dari cengkeraman penjajah," ucap dia.
Dikatakannya lagi, perempuan Maluku masa kini memiliki peran ganda dalam kehidupannya, tidak hanya sebagai pribadi yang mandiri tapi juga berperan sebagai istri dalam mendampingi suami, dan sebagai ibu yang melahirkan anak dan terus berupaya mendampingi mereka.
Melalui pendampingan tersebut, maka muncul generasi perempuan Maluku yang tangguh dan dapat tumbuh dalam situasi apa pun, mampu berinovasi dan meningkatkan kreativitas diri di berbagai bidang, bahkan perempuan Maluku saat ini juga ikut memegang peran penting di bidang politik.
"Perempuan itu unik, tidak hanya dikaitkan dengan kecantikannya saja, tetapi perempuan memiliki kharisma tersendiri yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki," ujar Widya Pratiwi Murad.
Penandatangan prasasti patung Martha Christina Tiahahu dihadiri oleh ahli waris sang pahlawan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Insun Sangaji, Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Maluku Djalaludin Salampessy.
Juga Kepala Inspektorat Maluku Rosida Soamole, Rektor Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon Prof M.J. Saptenno, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon Yance Z Rumahuru.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Sebagai generasi penerus dan perempuan Maluku masa kini, kita dapat meneladani semangat juang Martha Christina Tiahahu," kata Widya Pratiwi Murad di acara penandatanganan prasasti patung Martha Christina Tiahahu di Museum Siwalima Provinsi Maluku di Kota Ambon, Senin (8/11).
Ahli waris Martha Christina Tiahahu dan warga Desa Abubu, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah pada Maret 2018 menyerahkan patung sang pahlawan yang berada di desa mereka kepada Museum Siwalima sebagai salah satu koleksi sejarah.
Patung setinggi lima meter itu dipancang di depan Gedung Pameran Tetap Satu Museum Siwalima dan diresmikan oleh Ketua TP PKK Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad.
Widya mengatakan Martha Christina Tiahahu dikenal dengan sebutan Mutiara Nusalaut, Batu Karang dari Banda, dan Srikandi Maluku yang gugur sebagai kesuma bangsa karena kecintaannya kepada Tanah Air, khususnya Maluku.
Selain berjasa mengusir penjajah, Martha Christina Tiahahu juga telah melahirkan nilai-nilai luhur kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial yang erat kaitannya dengan pola hidup masyarakat Maluku.
Menurut dia, meneladani perjuangannya, kaum perempuan masa kini harus selalu arif dan bijaksana dengan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat dan berkualitas sebagai perempuan-perempuan hebat Maluku.
"Pemancangan patung dan penandatanganan prasasti Martha Christina Tiahahu merupakan salah satu wujud dari penghormatan dan penghargaan kita terhadap pengorbanannya dalam membela dan mempertahankan tanah Maluku dari cengkeraman penjajah," ucap dia.
Dikatakannya lagi, perempuan Maluku masa kini memiliki peran ganda dalam kehidupannya, tidak hanya sebagai pribadi yang mandiri tapi juga berperan sebagai istri dalam mendampingi suami, dan sebagai ibu yang melahirkan anak dan terus berupaya mendampingi mereka.
Melalui pendampingan tersebut, maka muncul generasi perempuan Maluku yang tangguh dan dapat tumbuh dalam situasi apa pun, mampu berinovasi dan meningkatkan kreativitas diri di berbagai bidang, bahkan perempuan Maluku saat ini juga ikut memegang peran penting di bidang politik.
"Perempuan itu unik, tidak hanya dikaitkan dengan kecantikannya saja, tetapi perempuan memiliki kharisma tersendiri yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki," ujar Widya Pratiwi Murad.
Penandatangan prasasti patung Martha Christina Tiahahu dihadiri oleh ahli waris sang pahlawan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Insun Sangaji, Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Maluku Djalaludin Salampessy.
Juga Kepala Inspektorat Maluku Rosida Soamole, Rektor Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon Prof M.J. Saptenno, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon Yance Z Rumahuru.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021