Warga Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Maluku meminta kapal cepat milik PT. Dharma Indah agar menyinggahi Pulau Babar agar keterisolasian di wilayah terluar itu juga bisa terlayani secara baik.
"Selama ini kapal cepat tersebut hanya menyingahi Pulau Romang, Damer maupun Pulau Leti, tetapi kenapa tidak bisa menyinggahi pelabuhan di Pulau Babar," kata salah satu warga, Dedy Tilukay di Ambon, Jumat.
Pernyataan Dedi disampaikan kepada anggota Komisi III DPRD Maluku saat bersama sejumlah elemen pemuda Kabupaten MBD mendatangi kantor tersebut.
Mereka ditemui salah satu anggota Komisi III DPRD Maluku, Anos Yeremias di halaman kantor DPRD karena ada diantara warga yang hanya memakai celana pendek sehingga tidak diperkenankan oleh petugas keamaman untuk masuk ke ruang komisi.
Dia mengatakan, jika pihak PT Dharma Indah bersikukuh tidak menyinggahi pelabuhan itu maka Pemkab MBD mesti subsidi kapal tersebut.
Sementara warga MBD lainnya, Ampi Erbabley meminta pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku dan Pemkab MBD lewat instansi terkait berkoordinasi dengan pihak PT. PELNI maupun swasta agar ada kapal dari Ambon langsung ke Pulau Moa.
"Tujuannya untuk lebih memudahkan mobilisasi penumpang dan barang, apalagi saat ini arus penumpang dan barang ke Tiakur melalui pelabuhan Kisar Moa sangat tinggi," ujarnya.
Anggota komisi III DPRD Maluku, Anos Yeremias mengatakan pihak PT Dharma Indah selaku pemilik kapal cepat tidak berani menyinggahi pelabuhan Tepa bila tidak ada subsidi dari Pemkab MBD.
"Kalau ada subsidi saya kira bisa singgah, namun selama ini kapal cepat menyinggahi Damer, Moa, Letti selanjutnya ke Pulau Romang dan Pulau Kisar tidak disubsidi, sehingga kalau ada pihak yang mengatakan tiket kapal cepat mahal itu karena menutupi operasipnal," ujarnya.
Kemudian kalau kapal cepatnya bisa menyinggahi pelabuhan Romang karena kapal penumpang jarang melayari wilayah itu.
"Kalau ke Pulau Babar atau ke Tepa sebenarnya ada banyak kapal, bahkan KM Sabuk Nusantara 87 yang berlayar dari pelabuhan Ambon hanya dalam waktu semalam sudah sandar di Pelabuhan Tepa," kata Anos.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Selama ini kapal cepat tersebut hanya menyingahi Pulau Romang, Damer maupun Pulau Leti, tetapi kenapa tidak bisa menyinggahi pelabuhan di Pulau Babar," kata salah satu warga, Dedy Tilukay di Ambon, Jumat.
Pernyataan Dedi disampaikan kepada anggota Komisi III DPRD Maluku saat bersama sejumlah elemen pemuda Kabupaten MBD mendatangi kantor tersebut.
Mereka ditemui salah satu anggota Komisi III DPRD Maluku, Anos Yeremias di halaman kantor DPRD karena ada diantara warga yang hanya memakai celana pendek sehingga tidak diperkenankan oleh petugas keamaman untuk masuk ke ruang komisi.
Dia mengatakan, jika pihak PT Dharma Indah bersikukuh tidak menyinggahi pelabuhan itu maka Pemkab MBD mesti subsidi kapal tersebut.
Sementara warga MBD lainnya, Ampi Erbabley meminta pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku dan Pemkab MBD lewat instansi terkait berkoordinasi dengan pihak PT. PELNI maupun swasta agar ada kapal dari Ambon langsung ke Pulau Moa.
"Tujuannya untuk lebih memudahkan mobilisasi penumpang dan barang, apalagi saat ini arus penumpang dan barang ke Tiakur melalui pelabuhan Kisar Moa sangat tinggi," ujarnya.
Anggota komisi III DPRD Maluku, Anos Yeremias mengatakan pihak PT Dharma Indah selaku pemilik kapal cepat tidak berani menyinggahi pelabuhan Tepa bila tidak ada subsidi dari Pemkab MBD.
"Kalau ada subsidi saya kira bisa singgah, namun selama ini kapal cepat menyinggahi Damer, Moa, Letti selanjutnya ke Pulau Romang dan Pulau Kisar tidak disubsidi, sehingga kalau ada pihak yang mengatakan tiket kapal cepat mahal itu karena menutupi operasipnal," ujarnya.
Kemudian kalau kapal cepatnya bisa menyinggahi pelabuhan Romang karena kapal penumpang jarang melayari wilayah itu.
"Kalau ke Pulau Babar atau ke Tepa sebenarnya ada banyak kapal, bahkan KM Sabuk Nusantara 87 yang berlayar dari pelabuhan Ambon hanya dalam waktu semalam sudah sandar di Pelabuhan Tepa," kata Anos.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021