Perum Bulog Maluku dan Maluku Utara (Malut) mulai awal Desember melakukan pengawasan terhadap sejumlah barang kebutuhan pokok masyarakat guna mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga, terutama menjelang perayaan Natal 2021.
"Pelaksanaan pengawasan ini akan melibatkan petugas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku," kata Kepala Perum Bulog Divre Maluku dan Malut, Muhammad Taufiq di Ambon, Kamis.
Apabila saat pengawasan ada ditemukan kelangkaan atau terjadi kenaikan harga barang kebutuhan, maka Perum Bulog Maluku langsung melakukan operasi pasar agar tidak terjadi gejolak harga.
Dia mengatakan, kegiatan ini juga merupakan upaya-upaya di Maluku agar tidak terjadi gejolak harga atau inflasi pada saat perayaan hari besar gerejawi.
"Kita upayakan agar saudara-saudara kita umat nasrani bisa merayakan hari besar keagamaan yakni Natal dengan aman, senang, dengan adanya ketersediaan stok," katanya.
Menurutnya, Perum Bulog Maluku juga selalu melakukan koordinasi dengan TPID Maluku yang dibentuk Pemerintah Daerah dari unsur Bank Indonesia (BI) Maluku, Disperindag, Bulog dan Satgas Pangan guna melakukan melakukan pengawasan di lapangan.
"Jadi intinya kita akan meninjau perkembangan harga barang, ketersediaan stok kebutuhan di pasar-pasar, kemudian barang apa saja yang terjadi kenaikan harga dan barang apa yang terjadi kelangkaan," ujarnya.
Pengawasan atau pemantauan seperti ini selalu saja dilakukan setiap tahun pada saat menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan maupun hari-hari nasional baik itu perayaan Natal, Idul fitri dan memasuki tahun baru guna mengantisipasi gejolak harga dan kelangkaan barang.
Muhammad menambahkan, Perum Bulog Maluku selama ini melakukan operasi pasar murni dengan menjual beras dengan harga Rp10.000 per Kg yang melibatkan sejumlah pedagang yang ada di pasar Mardika maupun Batu merah di Kota Ambon.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Pelaksanaan pengawasan ini akan melibatkan petugas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku," kata Kepala Perum Bulog Divre Maluku dan Malut, Muhammad Taufiq di Ambon, Kamis.
Apabila saat pengawasan ada ditemukan kelangkaan atau terjadi kenaikan harga barang kebutuhan, maka Perum Bulog Maluku langsung melakukan operasi pasar agar tidak terjadi gejolak harga.
Dia mengatakan, kegiatan ini juga merupakan upaya-upaya di Maluku agar tidak terjadi gejolak harga atau inflasi pada saat perayaan hari besar gerejawi.
"Kita upayakan agar saudara-saudara kita umat nasrani bisa merayakan hari besar keagamaan yakni Natal dengan aman, senang, dengan adanya ketersediaan stok," katanya.
Menurutnya, Perum Bulog Maluku juga selalu melakukan koordinasi dengan TPID Maluku yang dibentuk Pemerintah Daerah dari unsur Bank Indonesia (BI) Maluku, Disperindag, Bulog dan Satgas Pangan guna melakukan melakukan pengawasan di lapangan.
"Jadi intinya kita akan meninjau perkembangan harga barang, ketersediaan stok kebutuhan di pasar-pasar, kemudian barang apa saja yang terjadi kenaikan harga dan barang apa yang terjadi kelangkaan," ujarnya.
Pengawasan atau pemantauan seperti ini selalu saja dilakukan setiap tahun pada saat menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan maupun hari-hari nasional baik itu perayaan Natal, Idul fitri dan memasuki tahun baru guna mengantisipasi gejolak harga dan kelangkaan barang.
Muhammad menambahkan, Perum Bulog Maluku selama ini melakukan operasi pasar murni dengan menjual beras dengan harga Rp10.000 per Kg yang melibatkan sejumlah pedagang yang ada di pasar Mardika maupun Batu merah di Kota Ambon.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021