Presidium Forum Asosiasi Pengusaha Maluku Utara (Malut) mengimbau sejumlah investor multinasional yang berinvestasi pertambangan di daerah itu memberikan kontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Laporan yang disampaikan Kepala Badan Pendapatan Daerah Malut bahwa beberapa perusahaan menjadi penyumbang terbesar pajak air permukaan adalah bukti adanya kontribusi atas PAD," kata Presidium Forum Asosiasi Pengusaha Malut,  Gajali Abdul Mutalib kepada ANTARA, Minggu.

Dengan adanya kontribusi perusahaan multinasional terhadap PAD dan pertumbuhan ekonomi Malut, maka ia mengharapkan semua pihak terkait  bersinergi menjaga keberlangsungan investasi tersebut.

Gajali yang juga Ketua APINDO Malut berharap perusahaan multi nasional tersebut melibatkan pengusaha-pengusaha lokal dalam proyek mereka, sehingga mendorong tumbuhnya wirausaha di daerah itu.

"Kami berharap proyek pertambangan dan konstruksi, pemasok juga melibatkan pengusaha lokal, karena mereka mempunya kemampuan," ujar Gajali.

Ia meegaskan sebagaimana amanat UU Minerba, setiap investasi terkait pertambangan dan energi perlu melibatkan pengusaha lokal. Karena itu, pemda dan DPRD diharapkan membuat peraturan daerah sebagai aturan turunan UU tersebut yang mewajibkan keterlibatan pengusaha lokal.

"Presidium Forum Asosiasi Pengusaha ini dibentuk untuk menjadi forum bisnis tukar gagasan di saat KADIN Malut tidak optimal mewadahi asosiasi pengusaha," kata Gajali.

Sementara itu Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Pemprov Maluku Utara Zaenab menyatakan sejumlah perusahaan yang beroperasi di provinsi tersebut diintensifkan untuk memberikan kontribusi PAD bagi daerah ini, di antaranya Harita Group. 

"Perusahaan di Halmahera Selatan, Harita Grup yang paling kontribusinya dalam pembayaran (pajak) yakni Rp12 miliar lebih," katanya.

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021