Anggota DPRD Maluku, Taher Hanubun, minta Kapolda Birgjen Pol Syarief Gunawan menegakkan supremasi hukum di Kabupaten Kepulauan Aru, terkait kematian pegawai Camat Aru Selatan, Alibaba Raharusun yang berujung dengan aksi pembakaran dua unit pos lalu lintas Jumat (14/1). "Kapolda Maluku harus mengambil langkah tegas dan konkrit dalam menegakan supremasi hukum di Kepulauan Aru untuk membuktikan kasus kematian Alibaba," kata Hanubun yang dihubungi dari Ambon, Sabtu. Anggota DPRD asal daerah pemilihan Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Aru itu berangkat mendadak ke kota Dobo untuk mengurus evakuasi jenazah Alibaba ke desa asalnya di Danaar, Maluku Tenggara guna dimakamkan. Hanubun juga mengaku sudah melakukan pertemuan dengan Kapolres Aru, AKBP Solichin, membicarakan kasus kematian Alibaba yang harus divisum guna diketahui penyebab kematiannya apakah karena kecelakaan lalu lintas atau dianiaya petugas Polantas di salah satu pos mereka. "Saya sudah menemui Kapolres terkait insiden dimaksud, tapi saya agak kaget mendengar penjelasan Kapolres ke wartawan yang mengatakan belum ada fakta tiga warga sipil menjadi korban luka tembak polisi," katanya. Kematian pegawai kantor Camat Aru Selatan ini bermula dari adanya razia Polantas pada Kamis siang (13/1), dan korban melarikan diri karena tidak memakai helm dan dikejar salah satu anggota Polantas. Sementara Kapolres Aru yang dihubungi secara terpisah mengatakan, situasi keamanan di Kota Dobo sudah terkendali dan seorang anggota polisi yang tertembak atas nama Bripda Jhon Maitimu sudah dievakuasi ke Ambon. "Korban dievakuasi karena ada peluru yang bersarang di tempurung lutut kiri, sedangkan korban luka tembak dari warga sipil belum diketahui karena anggota kami sudah melakukan pengecekan ke RSU Dobo tapi belum ditemukan ketiga orang dimaksud," katanya. Kapoles menduga aksi penembakan terhadap anak buahnya dilakukan oknum tertentu dari dalam rumah sehingga polisi belum mengetahui siapa pelakunya. Namun pernyataan itu menimbulkan aksi protes warga Dobo. Mereka ingin Kapolda Maluku segera mencopot Kapolres Aru dari jabatannya. "Kasus penembakan warga sipil di Dobo sudah terjadi berulang kali, termasuk insiden tiga warga sipil terkait kematian Alibaba, tapi anehnya Kapoles mengatakan belum ada laporan resmi atau menemukan fakta," kata Ketua Yayasan Jargaria, Thomas Benamen.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011