Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk usaha kecil menengah (UKM) di Maluku selama 2010 sebesar Rp249,5 miliar yang dialokasikan kepada 16.104 debitur. "16.104 debitur itu tersebar di delapan dan dua kota, kecuali Buru Selatan," kata Deputi Pemimpin Bank Indonesia (BI) Bidang Ekonomi Moneter, Poltak Sitanggang di Ambon, Selasa. Daerah-daerah itu, menurut dia, yakni Ambon, Maluku Tengah, Maluku Tenggara dan Tual, Maluku Tenggara Barat, Kepulauan Aru, Buru, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur dan Maluku Barat Daya. Dia mengatakan, realiasi KUR yang terserap di Kota Ambon paling tinggi dibandingkan daerah lain yakni Rp125,8 miliar. Sementara Maluku Tengah Rp46,9 miliar, Maluku Tenggara dan Tual Rp37,5 miliar, Maluku Tenggara Barat Rp10,5 miliar, Aru Rp9 miliar, Buru Rp7,9 miliar, Seram Bagian Barat Rp7,8 miliar, Seram Bagian Timur Rp3,5 miliar, dan Maluku Barat Daya Rp245 juta. "Ambon merupakan pusat aktifitas perekonomian di Maluku sehingga pelaku usahanya tinggi dan memungkinkan penyerapan KUR melonjak di sana," ujar Poltak. Dia menjelaskan, pembiayaan dana KUR 2010 tertinggi di sektor perdagangan, hotel dan restoran. Total dana yang terserap di tiga sektor itu sebesar Rp133 miliar. Disusul sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Rp47,4 miliar. Sedangkan sektor lainnya antara lain jasa dunia usaha Rp22,6 miliar, pertanian, perburuhan dan sarana pertanian termasuk di dalamnya perikanan R17,9 miliar dan sisanya sebesar Rp160,27 teralokasi di bidang pertambangan, perindustrian, listrik, gas dan air serta jasa sosial. "Dalam upaya meningkatkan penyerapan KUR, BI bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota setempat melalui intansi terkait seperti Dinas Koperasi dan UKM dengan cara memberikan pelatihan kepada pelaku UKM. Misalnya pelatihan teknis keuangan agar bank tidak ragu memberikan pinjaman kepada UKM," kata Poltak. Menurut dia, lamanya pelatihan yang diberikan kepada pelaku UKM itu tiga bulan. Begitu dirasa cukup baik pembukuanya, mereka akan direkomendasikan di bank untuk mendapat kucuran dana KUR. Sementara kredit macet atau "non-performing loan" untuk seluruh wilayah Maluku masih rendah karena di bawah 3 persen, yakni hanya 2,15 persen.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011