Musim kemarau diperkirakan terjadi mulai Juli 2011 dan akan dialami sebagian besar wilayah Indonesia. Sebanyak 61 dari 220 zona mengalami awal musim kemarau pada Juli 2011 setelah intensitas cuaca ekstrim berkurang pada Maret. "Awal musim kemarau 2011 diperkirakan pada Maret yaitu di enam zona tapi sebagian besar terjadi pada Juli," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sri Woro B Harijono di Jakarta, Jumat. Hal itu disampaikannya dalam diskusi bulanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Society of Indonesian Enviromental Jurnalist (SIEJ) mengenai upaya pemerintah mengantisipasi cuaca ekstrim untuk menjamin ketahanan pangan nasional. Berdasarkan prakiraan BMKG, cuaca ekstrim yang sudah terjadi sejak akhir 2010 akan berlanjut hingga April mendatang yang ditandai dengan hujan lebat, angin kencang dan ombak yang tinggi. Kondisi iklim tersebut dipengaruhi la nina moderate, suhu perairan dan dipole negatif sehingga terjadi pergerakan yang mendorong massa uap air dari Samudera Pasifik ke Indonesia. Perkiraan curah hujan pada Februari 2011 juga masih sangat tinggi terutama di Pulau Jawa sedangkan sebagian besar intensitas curah hujan menengah. Sedangkan Maret 2011 curah hujan sangat tinggi juga terjadi di sebagian Pulau Kalimantan dan Papua serta pulau Jawa. Prospek awal musim kemarau pada Maret di enam zona yaitu di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan April di Karawang bagian barat laut dan pantai utara Karawang serta Jogjakarta dan sebagian kecil wilayah Jawa Timur, sebagian besar Bali, NTB dan NTT. Sedangkan prospek awal kemarau pada tiga bulan berikutnya yaitu di Pulau Sumatera, Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan dan Sulawesi serta Maluku.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011