Realisasi penjualan bahan bakar mineral sebanyak tiga kali dalam Bulan Desember 2010 ikut mendorong nilai ekspor Maluku mengalami peningkatan di atas level 100 persen dibanding periode yang sama tahun 2009.
"Realisasi ekpsor Maluku untuk periode Januari-Desember 2010 yang volumenya sebanyak 314,79 ribu ton dengan nilai sebesar 168,53 juta dolar Amerika Serikat ikut didorong penjualan bahan bakar mineral ke luar negeri," kata Kepala Badan Pusat Statistik Maluku, Edison Ritonga di Ambon, Senin.
Selain bahan bakar mineral, aktivitas ekspor daerah ini selalu didominasi hasil perikanan laut berupa ikan dan udang serta kelompok komoditi coklat atau kakao dengan rata-rata nilai ekspornya sebesar 0,54 dolar per kilogram.
Menurut Ritonga, untuk rata-rata nilai ekspor yang paling besar adalah kelompok komoditi coklat senilai 2,77 dolar per kg, menyusul kelompok komoditi ikan dan udang 0,54 dolar per kg serta bahan bakar mineral sebesar 0,53 dolar per kg.
"Thailand masih tetap menjadi negara tujuan ekspor terbesar komoditi andalan Maluku seperti ikan dan udang meskipun rata-rata nilai ekspornya yang mencapai 0,39 kg per dolar dibanding Jepang dan Hongkong yang berada di kisaran 8 dolar AS per kg.
Aktivitas penjualan bahan bakar mineral yang dimuat dari wilayah Kota Ambon hingga mencapai level 50 persen, menyebabkan pelabuhan ekspor daerah ini lebih besar volume dan nilainya dibanding pelabuhan Kota Tual.
Sedangkan kegiatan ekspor berbagai komoditi asal Maluku dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya (Jatim), Bandara internasional Soekarno Hatta, pelabuhan Tonelo dan Ternate (Maluku Utara) berupa getah alam, biji dan bunga pala atau fuli, mutiara alam, tembaga yang dimurnikan, kopra serta ikan dan udang mencapai 23,29 juta dolar selama tahun 2010.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011