Guna mendorong pertumbuhan ekonomi serta percepatan digitalisasi di Provinsi Maluku, Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku menggelar "Moluccas Digifest" yang berlangsung selama tiga hari di Kota Ambon pada 25-27 November 2022.

"Kegiatan ini diwarnai dengan peluncuran digitalisasi pembayaran pada hari Sabtu, tanggal 26 November 2022, itu merupakan bagian sinergi kolaborasi BI Maluku dengan pemerintah daerah untuk bicara digitalisasi pembayaran, konteksnya adalah siap pakai Qris, sehat, inovasi,  aman pakai Qris," kata Kepala BI Provinsi Maluku Bakti Artanta di Ambon, Minggu.

Dia mengatakan, dari sisi digitalisasi pembayaran, saat ini sudah ada tiga pasar tradisional di Kota Ambon telah melaksanakannya, yakni Pasar Mardika, Pasar Batu Merah dan Pasar Terminal Transit Passo, lalu satu pusat perbelanjaan dalam yaitu Maluku City Mall (MCM).

Baca juga: BI jamin kebutuhan uang tunai saat Natal dan Tahun Baru di Maluku Utara

"Khususnya untuk Maluku City Mall, pada kegiatan itu ternyata mereka juga peluncuran untuk parkir nontunai," ujarnya.

Menurut Bakti, hal-hal tersebut sangat positif, sedikit banyak mulai muncul dan mulai tumbuh kesadaran untuk menggunakan transaksi digital. Bahkan, ia mengatakan ada informasi bahwa PT.Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Ambon juga sudah mulai menerapkannya.

"Rencananya akan dilakukan diluncurkan pada tanggal 2 Desember 2022 untuk parkir nontunai di ASDP," katanya.

Ia berharap upaya yang dilakukan akan berjalan terus, yang penting adalah sinergi dan kolaborasi.

Baca juga: BI: Tiga hal penting agar ekonomi Maluku tumbuh optimal

"Kita akan monitor itu, monitor pelaksanaannya karena memang ini merupakan pola pikir sehingga perlu kita terus duduk bersama, dorong bersama, sehingga harapan kita adalah maju terus, sebagai percontohan, tetapi ke depan akan lebih maju lagi untuk kegiatan yang lain, itu yang kita harapkan," ujarnya.

Artanta mengatakan upaya yang dilakukan BI sebenarnya untuk semua masyarakat, pemangku kepentingan, supaya masyarakat tahu bahwa di wilayah-wilayah tersebut sudah mulai dikenalkan ada digitalisasi pembayaran  baik itu dengan qris maupun nontunai lainnya," katanya.

"Mudah-mudahan pemanfaatannya, penggunaannya lebih baik, dan tidak akan ketinggalan dengan daerah lain di Indonesia , Ambon harus lebih maju, Ambon harus meningkat termasuk masalah pengguna qris maupun yang lain," katanya.

Dia menambahkan, di Maluku sekarang ini yang sudah terdata yang memanfaatkan Qris mencapai 49.390 pedagang (merchant), dan dari sisi penggunaannya sudah mencapai 48.000.

Baca juga: BI: Maluku alami deflasi seiring turunnya harga komoditas holtikultura

Pewarta: John Soplanit

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022