Pejabat di Dinas Kesehatan Provinsi Maluku mengemukakan pemberian makanan cepat saji pada anak berisiko menyebabkan stunting sehingga ini perlu menjadi perhatian oleh para orang tua.
 
"Konsumsi makanan cepat saji bagi ibu hamil atau anak setiap saat itu sangat tidak baik, karena bisa menjadi salah satu penyebab stunting," kata Kepala pemegang gizi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Horib di Ambon, Rabu.
 
Pasalnya kata dia anak yang menderita stunting biasanya diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi yang cukup mulai dari saat kehamilan ibu sampai anak itu lahir hingga beranjak balita.
 
Menurutnya anak-anak yang mengalami stunting akan terlihat dari kondisi fisiknya yang agak kurus dan tinggi badannya yang tak sesuai dengan umur.
 
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Maluku mencapai 26,1 persen pada 2022.
 
Angka ini menempatkan provinsi Maluku berada di peringkat ke-13 nasional.
 
Tercatat, Maluku memangkas angka balita stunting sebesar 2,6 poin dari tahun sebelumnya.
 
Pada SSGI 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini mencapai 28,7 persen.
 
Meski demikian, angka stunting di Maluku masih tergolong tinggi karena melebihi ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.
 
Berdasarkan wilayahnya, terdapat enam kabupaten di atas rata-rata prevalensi balita stunting Maluku. Sisanya, lima kabupaten/kota lainnya berada di bawah angka rata-rata provinsi.
 
Kabupaten Buru Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Maluku pada SSGI 2022, yakni mencapai 41,6 persen. Angka ini naik 2,5 poin dari 2021 yang sebesar 39,1 persen.
 
Kabupaten Kepulauan Tanimbar menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Maluku sebesar 31,5 persen. Posisinya diikuti oleh Kabupaten Kepulauan Aru dengan prevalensi balita stunting 28,1 persen
 
Adapun prevalensi balita stunting terendah di Maluku berada di Kota Ambon yakni 21,1 persen.
 
Terkait hal itu Horib mengajak masyarakat Maluku untuk mengonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi tinggi.
 
“Gizi dari makanan cepat saji tidak cukup, olehnya itu mari kita rubah kebiasaan ini dengan disiplin mengonsumsi makanan lokal yang padat akan gizi seperti ikan, telur, kacang-kacangan dan sayuran segar,” tandasnya.

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023