Dinas kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Maluku akan membenahi situs-situs sejarah yang akan dikunjungi peserta Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) ke-IX yang akan digelar di Provisi tersebut, pada 25-29 Oktober 2011. "Kami akan membenahi situs-situs dan kawasan yang akan dikunjungi, serta mempersiapkan pasar oleh-oleh dan cinderamata yang bisa dibawa pulang peserta Lasenas nanti," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Maluku Florence Sahusilawane, kepada ANTARA di Ambon, Selasa. Ia menjelaskan, situs bersejarah yang akan dibenahi yakni, Benteng Amsterdam, gereja tua Imannuel dan masjid tua Wapauwe di Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Jembatan Wairutong dan Tugu Pembebasan di Desa Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan bukti-bukti penumpasan gerakan separatis Republik Maluku Selatan (RMS) oleh Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Sedangkan di pusat Kota Ambon, antara lain makam Pahlawan Slamet Riyadi, Sunan Pakubowono ke-VI dan anak cucunya, Monumen Senopati dan lainnya. "Lasenas merupakan salah satu ajang untuk mempromosikan potensi pariwisata, khususnya wisata sejarah perjuangan bangsa yang dimiliki oleh Maluku kepada 150 orang pelajar se-Indonesia yang menjadi peserta," ujarnya. Sahusilawane juga mengatakan, selain pelajar, wartawan dan masyarakat setempat yang berminat pun akan dilibatkan dalam Lasenas ke-IX. "Kegiatan ini karena kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman mengenai andil masyarakat Maluku dalam kemerdekaan bangsa," katanya. Ia menambahkan, sebelumnya Jawa, Provinsi Aceh, Sulawesi Selatan, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Bali, Sulawesi Utara dan Kalimatan Selatan merupakan tuan rumah dari program Direktorat Nilai Sejarah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) tersebut.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011