Yayasan Madina Berkelanjutan mengajak seluruh masyarakat Provinsi Maluku agar dapat menangani perubahan iklim guna mengantisipasi tenggelamnya ribuan pulau kecil di daerah itu.

Direktur Yayasan Madina Berkelanjutan, Nadia Hadad, di Ambon, Senin, mengatakan 2.000 pulau di Indonesia terancam tenggelam, termasuk 1.450 pulau di Maluku karena kenaikan suhu yang menyebabkan mencairnya es di dataran kutub-kutub Bumi.

Fenomena itu bisa membuat peningkatan permukaan air laut yang dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil.

“Memang krisis iklim ini, kalau misalnya kita tidak mencegah, maka risikonya nanti di tahun 2050 itu diperkirakan akan ada 2.000 pulau kecil di Indonesia, termasuk di Maluku, terancam tenggelam,” kata.

Ia mengatakan peningkatan permukaan air laut juga dapat menyebabkan bergeser batas daratan di daerah pesisir yang kemudian menenggelamkan sebagian daerah pesisir atau pemukiman warga di daerah pesisir.

Menurutnya, masyarakat sekitar pesisir di daerah kepulauan Maluku akan rentan menjadi korban dari dampak emisi tersebut.

“Masyarakat Maluku, 95 persennya itu masyarakat pesisir. Jadi memang penghidupannya, dan kesejahteraan ini sangat tergantung dari bagaimana kita bisa mengatasi ketahanan terhadap perubahan iklim di bumi sekarang,” ujarnya.

Nadia mendorong masyarakat terus melakukan aksi mitigasi guna mencegah terjadinya pelepasan emisi besar dan pemanasan global.

“Kita harus ada banyak program adaptasi di mana kita lebih tangguh untuk bisa menghadapi dampak dari perubahan iklim itu. Kalau misalnya terjadi perubahan pergeseran arus laut, banyak terjadi abrasi, perubahan musim tak menentu, Bumi kita dalam bahaya,” katanya.

Ia meminta seluruh masyarakat bersama-sama berkontribusi dalam mencegah krisis iklim ini agar tidak semakin parah, dengan menghemat energi serta dapat mendaur ulang barang bekas.

“Mari kita bersama-sama bahu-membahu mencari solusi, agar lebih tangguh, dan lebih efektif dalam menghadapi tantangan serta ancaman yang kita hadapi sekarang. Lebih tingkatkan kesadaran, jaga hutan dan lingkungan kita, karena bencana longsor serta banjir yang sering terjadi itu juga bagian dari perubahan iklim,” ucap Nadia.

Pewarta: Winda Herman

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023