Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menggalakkan program Gerakan Peduli (garpu) Stunting guna mempercepat penurunan prevalensi stunting di Ambon.
"Program garpu stunting meliputi seluruh aspek dari kesehatan, KB, lingkungan maupun perumahan," kata Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, di Ambon, Maluku, Kamis.
Ia menyatakan, upaya untuk menekan stunting dilakukan melalui tiga hal yakni perbaikan tata kelola, intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Wujudnya Pemkot Ambon menjadi kabupaten/kota pertama yang membuat program inovasi orang tua asuh stunting, jadi seluruh pejabat struktural setiap bulan, dengan memberikan sejumlah dana yang dikelola oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, untuk menyalurkan bahan makanan tambahan bagi penderita stunting.
Fokus Pemkot Ambon dalam penurunan stunting tahun 2022 membuahkan hasil dengan angka prevalensi stunting terendah di Provinsi Maluku dan lebih rendah dari tingkat nasional yakni 21,1 persen.
"Tugas pemerintah daerah adalah melakukan seluruh kebijakan pemerintah pusat teristimewa penanganan kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting. Selama saya menjabat Pemkot fokus untuk hal-hal seperti itu," ujarnya.
Bodewin mengakui, yang menjadi kendala penanganan program garpu stunting adalah kekurangan anggaran untuk rumah layak huni, dan fasilitas yang masih kurang yakni alat ultrasonografi (USG) pada puskesmas yang kebanyakan sudah rusak dan alat pengukur antropometri.
Tahun 2023 Kota Ambon mendapat bantuan 21 unit alat USG dari Kementerian Kesehatan untuk semua Puskesmas di Kota Ambon.
"Kami juga telah sampaikan ke Kemenko PKM, kebutuhan sebanyak 178 unit alat antropometri, nanti akan dibantu," tambahnya.
Ia berharap, dengan terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung, serta dibarengi intervensi maupun inovasi serta kepedulian dari TP PKK di seluruh Posyandu ,maka upaya tersebut akan tepat sasaran, dan angka stunting Kota Ambon semakin menurun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Program garpu stunting meliputi seluruh aspek dari kesehatan, KB, lingkungan maupun perumahan," kata Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, di Ambon, Maluku, Kamis.
Ia menyatakan, upaya untuk menekan stunting dilakukan melalui tiga hal yakni perbaikan tata kelola, intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Wujudnya Pemkot Ambon menjadi kabupaten/kota pertama yang membuat program inovasi orang tua asuh stunting, jadi seluruh pejabat struktural setiap bulan, dengan memberikan sejumlah dana yang dikelola oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, untuk menyalurkan bahan makanan tambahan bagi penderita stunting.
Fokus Pemkot Ambon dalam penurunan stunting tahun 2022 membuahkan hasil dengan angka prevalensi stunting terendah di Provinsi Maluku dan lebih rendah dari tingkat nasional yakni 21,1 persen.
"Tugas pemerintah daerah adalah melakukan seluruh kebijakan pemerintah pusat teristimewa penanganan kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting. Selama saya menjabat Pemkot fokus untuk hal-hal seperti itu," ujarnya.
Bodewin mengakui, yang menjadi kendala penanganan program garpu stunting adalah kekurangan anggaran untuk rumah layak huni, dan fasilitas yang masih kurang yakni alat ultrasonografi (USG) pada puskesmas yang kebanyakan sudah rusak dan alat pengukur antropometri.
Tahun 2023 Kota Ambon mendapat bantuan 21 unit alat USG dari Kementerian Kesehatan untuk semua Puskesmas di Kota Ambon.
"Kami juga telah sampaikan ke Kemenko PKM, kebutuhan sebanyak 178 unit alat antropometri, nanti akan dibantu," tambahnya.
Ia berharap, dengan terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung, serta dibarengi intervensi maupun inovasi serta kepedulian dari TP PKK di seluruh Posyandu ,maka upaya tersebut akan tepat sasaran, dan angka stunting Kota Ambon semakin menurun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023