Ambon (Antara Maluku) - Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Maluku Syuryadi Sabirin menyatakan, gejolak kenaikan sejumlah pangan di daerah ini, terutama kota Ambon sebagai ibu kota provinsi, pada awal Puasa 1432 Hijriah relatif wajar.

"Berdasarkan pantaun kami, gejolak harga sejumlah pangan di bawah 15 persen dan dianggap wajar," katanya di Ambon, Jumat.

Kenaikan harga pangan tersebut, katanya, juga dipengaruhi Maluku belum swasembada pangan.

"Sayur, beras dan ikan memang mengalami kenaikan harga di awal Puasa, tetapi hal itu wajar karena semua dipasok dari Surabaya (Jatim), Makassar (Sulsel) dan Manado (Sulut). Kalau kebutuhan di daerah penghasil juga meningkat, pastilah mempengaruhi suplai ke daerah lain seperti Maluku," katanya.

Sedangkan bahan pokok yang strategis seperti beras bisa diatasi dengan adanya Operasi Pasar(OP) yang dilakukan Perum Bulog Devisi Regional (Divre) Maluku bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi.

Syuryadi juga menyatakan pihaknya bersyukur atas keputusan Kementerian Pertanian yang menetapkan Maluku sebagai proyek percontohan pangan untuk orang miskin (Pangkin) pada 2012.

Pangkin diprogramkan menggantikan Raskin dengan memanfaatkan bahan pangan lokal. Program ini merupakan hasil dari seminar yang diselenggarakan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dengan tema " Membangun Sinergi Sistem Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pangan di Daerah Kepulauan Indonesia Timur" di Ambon pada 19 Juli 2011.

Menurut Syuryadi, Pangkin nantinya didukung dengan peralatan dari Badan Riset dan Teknologi yang mampu memproduksi Pangkin yang mengolah tepung sagu - ketela pohon dan jagung.

"Pemanfaatan tiga pangan lokal ini juga diprioritaskan untuk daerah yang memiliki potensi dan diproduksi masing-masing daerah. Pangkin sagu, misalnya, diarahkan untuk kabupaten Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Maluku Tengah, Buru, Buru Selatan, Kepulauan Aru, dan Kota Ambon,

Ketela pohon, katanya, untuk pengolahan embal diarahkan di kota Tual, kabupaten Maluku Tenggara dan Maluku Tenggara Barat, sedangkan jagung di Maluku Barat Daya.

Pangkin itu sendiri diprogramkan seperti Raskin yang disalurkan Perum Bulog.

"Perum Bulog yang nantinya mendisain kantongnya agar Pangkin terawat sebagaimana Raskin," kata Syuryadi.

Dari pantauan BKP, harga kentang Rp12.000 per kg, wortel Rp15.000/kg, kacang buncis Rp20.000, cabe rawit kecil Rp50.000/kg, cabe rawit keriting Rp35.000/kg, bawang merah Rp16.000, bawang putih Rp28.000 per kg, ketimun Rp4.000/buah, labu siam Rp5.000/buah, kangkung Rp7.000/ikat, bayam Rp6.000/ikat, daun melinjo Rp6.000/ikat dan sawit Rp8.000/ikat.

Sedangkan beras Bulog Rp6.500/kg, beras antarpulau yang dipasok pedagang bervariasi Rp8.000 - Rp10.000 per kg tergantung merek.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011