Agadez, Niger (Antara Maluku) - Satu rombongan besar kendaraan militer dan sipil dari Libya memasuki Niger, tapi para pejabat, Selasa (6/9), membantah pemimpin terguling Libya Muamar Gaddafi berada di dalamnya.

Rombongan tersebut memasuki wilayah Sahelia, Senin malam (5/9), dan bergerak melewati kota Agadez, kubu bekas pemberontak Tuareg, yang pernah didukung Gaddafi, kata sumber militer setempat yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Wanita juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan para pejabat senior pemerintah terguling Libya berada di dalam rombongan itu, tapi menambahkan, "Kami tak percaya Gaddafi sendiri ada di antara mereka."

Pemimpin terguling Libya tersebut belum terlihat sejak gerilyawan menyerbu ibu kota Libya, Tripoli, 20 Agustus, kendati hingga Kamis ia menyiarkan pesan audio yang menyeru pendukungnya agar mempersiapkan diri buat perang gerilya.

"Kami tak memperoleh bukti bahwa Gaddafi ada selain di Libya pada saat ini," kata Nuland, sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu pagi. Ditambahkannya, ia tak menerima informasi mengenai anggota lain keluarganya.

Pemimpin baru Libya di Tripoli cuma menyatakan mereka tahu satu rombongan memasuki Niger.

"Kami dapat mengkonfirmasi sebanyak 200 mobil menyeberangi Libya dan memasuki Niger, tapi kami tak dapat mengkonfirmasi siapa yang ada di dalam rombongan tersebut," kata Jalal al-Gallal, juru bicara bagi Dewan Peralihan Nasional (NTC) kepada AFP.

"Rombongan macam ini biasanya membawa Gaddafi atau salah seorang putranya," tambahnya.

Kota Arlit, kota pertambangan di sebelah utara Agadez, berdekatan dengan Aljazair, tempat istri Gaddafi, putrinya dan dua putranya mengungsi pekan sebelumnya.

Namun ketika berbicara dari Aljazair, Menteri Luar Negeri Niger Mohamed Bazoum membantah Gaddafi berada di dalam rombongan itu dan rombongan tersebut terdiri atas sebanyak 200 kendaraan.

"Itu tidak benar, itu bukan Gaddafi dan saya kita rombongan tersebut tak sebanyak yang dikatakan," ia memberi tahu AFP melalui telepon.

Ketika ditanya apakah Gaddafi akan disambut di Niger, menteri itu mengatakan keputusannya ada di tangan presiden tapi menambahkan, "Gaddafi di Niger dapat menimbulkan masalah."

Di Niamey, Menteri Dalam Negeri Niger Abdou Labo mengatakan kepada wartawan bahwa orang yang setia kepada Gaddafi disambut "karena alasan kemanusiaan".

Kemungkinan menawarkan suaka buat Gaddafi, Labo mengatakan, "Ketika pertanyaan tersebut muncul, kami akan memberi tahu anda semua ."

Sementara itu tetangga Niger, Burkina Faso, Selasa larut malam, menyatakan negara tersebut takkan memberi suaka kepada pemimpin terguling Libya itu, bahkan saat laporan beredar bahwa rombongan tersebut bergerak menuju Ouagadougou.

Pewarta: AFP

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011