Ambon (Antara Maluku) - Para musisi dan penyanyi yang tampil pada pergelaran Ambon Jazz Plus festival (AJPF) 2011 menggelar "tangan untuk persaudaraan" (hands for brotherhood) bersama ratusan warga mewarnai hari kedua kegiatan tersebut, di Ambon, Sabtu malam.

Hands for brotherhood juga diikuti Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu serta Ketua Umum PSSI, Arifin Panigoro yang sedang berada di Ambon untuk menyaksikan pertandingan perdamaian mantan pemain PSSI asal Maluku dengan sejumlah kesebelasan di Ambon juga turut larut bersama puluhan musisi dan ratusan warga untuk berpegang tangan bersama dan membentuk lingkaran besar mengelilingi lokasi konser AJPF di areal Pattimura Park demi menyatakan perdamaian dan persaudaraan.

Begitu pun puluhan wisatawan asing yang datang khusus untuk menyaksikan konser musik terakbar di Ambon itu, juga turut berbaur dan berpegangan tangan bersama masyarakat yang merupakan salah satu tradisi masyarakat di Ambon dan Maluku untuk menyatakan persaudaraan dan perdamian sejati.

Direktur Festival AJPF, Andy Manuhuttu dan musisi Andre Hehanussa naik panggung untuk memandu tradisi budaya untuk memperkuat solidaritas dan persaudaraan antarorang Maluku itu.

Ditemani gitar kesayangannya Andre Hehanussa menyanyikan tambang "Oh Maluku" yang menggambarkan keragaman budaya orang Maluku, tetapi tetap terikat dalam hubungan basudara (bersaudara) dan sering dinyanyikan dalam setiap acara pernuansa kedaerahan.

Dengan suara merdunya, Andre Hehanussa yang pernah berduet dengan musisi dunia Julio Iglesias juga menyanyikan lagu "Gandong" yang menceritakan tentang budaya leluhur Pela-Gandong" yang mengikat warga Maluku dalam tali persaudaraan sejati, tanpa memandang suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

Ratusan warga dan musisi ikut bernyanyi bersama sambil berpegangan tangan, dan larut dalam suasana sukacita serta nuansa kekeluargaan dan persaudaraan yang tercipta saat itu.

"Katong (kita) semua basudara (bersaudara) dalam ikatan Pela-Gandong," ujar Andre Hehanussa dan Andy Manuhuttu.

Keduanya mengatakan, budaya peninggalan leluhur itu akan tetap terpatri dalam diri orang Maluku dan tidak bisa ditemukan di daerah mana pun di Indonesia maupun di dunia.

Kegiatan "tangan untuk persaudaraan" itu dilakukan untuk mengingatkan seluruh masyarakat Maluku akan budaya Pela-Gandong, maupun masyarakat Indonesia dan dunia bahwa, perdamaian dan persaudaraan sejati tetap terpelihara dan tidak ada lagi konflik sosial seperti yang terjadi pada 1999 maupun yang terakhir 11 September 2011

"Ini cerminan hidup orang Maluku yang menjunjung tinggi persaudaraan dan perdamaian sejati tanpa memandang perbedaan dalam bentuk apa pun. Tidak ada lagi konflik Ambon dan Maluku adalah daerah yang aman untuk siapa saja," ujar Andy Manuhuttu.

Dia menegaskan "hands for brotherhood" akan dilakukan pada minggu pertama bulan Oktober setiap tahun bersamaan dengan pergelaran Ambon Jazz yang telah menjadi even tahunan, maupun dalam berbagai acara-acara resmi dan tradisi budaya.

Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu menyambut positif hal tersebut sebagai wujud kesadaran seluruh komponen bangsa untuk mengedepankan perdamaian dan persaudaraan sejati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Ini tradisi budaya orang Maluku yang memiliki nilai historis sebagai pemersatu dalam ikatan persaudaraan dan kekeluargaan dan hingga kini masih dijunjung tinggi," katanya.

Budaya tersebut, tambahnya harus terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk menjadi contoh dan panutan bagi masyarakat lain di tanah air maupun dunia.

"Dengan Pela-Gandong persaudaraan hakiki dalam kehidupan akan tercipta tanpa memandang berbagai perbedaan. mari terus pertahankan dan lestarikan budaya ini karena dengan begitu kita bida menjadi contoh bagi masyarakat di daerah lain maupun berbagai negara untuk datang belajar tentang pola hidup orang basudara di Ambon dan Maluku," ujar Gubernur Ralahalu.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011