Bidang Pemberdayaan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Maluku meminta usulan dari organisasi kepemudaan untuk mewujudkan kemajuan pembangunan di daerah itu.

"Pemuda selaku tulang punggung bangsa, kita ingin mereka dapat memberikan pikiran-pikiran konstruktif bagi pembangunan di Maluku,” ujar Kepala Dispora Maluku Sandi Wattimena di Ambon, Jumat.

Dia mengatakan hal itu dalam acara temu wicara kepemudaan dengan tema "Meningkatkan Kerja Sama Kepemimpinan dan Kesukarelawan Pemuda" di Ambon.

Menurut dia, sumbangsih pemikiran dari organisasi pemuda sebagai wadah berekspresi para pemuda di provinsi itu untuk berperan penting bagi pembangunan Maluku

"Materi-materi yang dapatkan sangat bagus yakni dari Universitas Pattimura (Unpatti) dan juga oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang dilakukan secara virtual," ucapnya.

Ia menambahkan masukan-masukan positif dari organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menjadi penting dalam memajukan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku Arman Kelian mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada Dispora Maluku atas kegiatan tersebut.

“Kita tahu kegiatan ini juga sebagai momen untuk menyambut pilkada serentak 2024,” ucapnya.

Menurutnya, Indonesia saat ini memasuki era bonus demografi, di mana penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif.

Jika bonus demografi ini dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah, katanya, akan menjadi modal penting untuk kemajuan pembangunan menuju 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,36 juta jiwa pada Juni 2022.

Berdasarkan jumlah tersebut, ada 190,83 juta jiwa atau 69,3 persen penduduk Indonesia yang masuk kategori usia produktif (15-64 tahun) dan 84,53 juta jiwa (30,7 persen) penduduk yang masuk kategori usia tidak produktif.

Rinciannya, sebanyak 67,16 juta jiwa atau 24,39 persen penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan sebanyak 17,38 juta jiwa atau 6,31 persen merupakan kelompok usia sudah tidak produktif (65 tahun ke atas).

Dengan komposisi jumlah penduduk tersebut, rasio ketergantungan/beban tanggungan mencapai 44,3 persen. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah penduduk usia tidak produktif dibagi jumlah penduduk usai produktif. Angka ketergantungan 44,3 persen artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 44-45 jiwa penduduk usia produktif.

Jumlah penduduk Maluku sekitar 1,88 juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, 1,28 juta jiwa atau 68,04 persen merupakan kelompok usia produktif.

Berdasarkan jenis kelamin, 947,11 ribu jiwa atau 50,5 persen penduduk Maluku laki-laki dan 928,39 ribu jiwa atau 49,5 persen perempuan yang tercatat dalam 530,33 ribu kepala keluarga.

“Jika tidak dikelola dengan baik ini dapat menjadi bumerang dan menjadi beban bagi negara. Untuk itu, saya berharap hasil bincang-bincang kita dengan Dispora dapat melahirkan ide-ide, sehingga kita akan teruskan ke agenda-agenda yang sifatnya taktis dan menyentuh akar rumput pemuda,” kata Arman Kelian.

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023