Ternate (Antara Maluku) - Tim Penggerak PKK Maluku Utara akan menjadikan batik sebagai salah satu cinderamata yang akan diperkenalkan kepada tamu dan peserta Sail Morotai tahun ini.

"Kerajinan batik khas Maluku Utara sangat layak untuk diperkenalkan sebagai salah satu cinderamata kepada para tamu peserta Sail Morotai di Morotai 8 September," kata Ketua TP PKK Malut, Suryati Armaiyn di Ternate, Kamis.

Kerajinan batik Maluku Utara (Malut)umumnya berupa batik tulis dengan motif pala, cengkih dan burung bidadari. Motif ini diambil dari tanaman dan burung khas Malut yang sudah dikenal diberbagai Negara sejak daerah ini menjadi jajahan Bangsa Eropa.

Isteri Gubernur Malut itu mengatakan, pihaknya terus mendorong para perajin batik di Malut untuk terus meningkatkan kualitas dan kekhasan motif batik setempat agar bisa menarik para tamu dan peserta Sail Morotai nanti.

Selain itu, juga agar kerajinan batik Malut bisa menembus pasar di daerah lainnya di Indonesia, bahkan di luar negeri, seperti yang selama ini dilakukan oleh para pengrajin batik di Solo, Jawa Tengah dan daerah lainnya di Indonesia.

Ia mengimbau pihak perbankan di Malut untuk mendukung pengembangan kerajinan batik di Malut, khususnya dalam pemberian modal usaha karena para pengrajin batik di daerah ini umumnya dari kalangan pengusaha kecil.

Para pengusaha besar di Malut atau daerah lainnya di Indonesia juga diharapkan menjadi semacam bapak angkat bagi para pengrajin batik di Malut, khususnya dalam pengembangan manajemen usaha dan pemasaran ke luar Malut.

Suryati Armaiyn yang juga Ketua Dewan Kerajinan dan Kesenian Daerah (Dekranasda) Malut itu menambahkan, pihaknya telah pula meningkatkan kemampuan para pengrajin di Morotai untuk menghasilkan produk kerajinan yang akan ditawarkan kepada Sail Morotai nanti.

Pihaknya mendatangkan instruktur dari Jawa tengah untuk melatih para pengrajin di Morotai yang umumnya kaum perempuan. Fokus pelatihan diarahkan pada bagaimana membuat desain kerajinan yang menarik dan berkualitas.

"Kerajinan yang dihasilkan para perajin di Morotai setelah mengikuti pelatihan membuat anyaman topi, tas dan berbagai jenis kerajinan lainnya, saya lihat sangat bagus dan pasti diminati para tamu dan peserta Sail Morotai nanti," katanya.

"Alokasikan Rp20 Miliar"

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten  Halmahera Utara mengalokasikan anggaran Rp20 miliar lebih dalam APBD 2012 untuk mendukung pelaksanaan "Sail Morotai".

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Halmahera Utara JA Papilaya ketika dihubungi dari Ternate, Kamis, mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk membenahi berbagai infrastruktur di daerah yang berdekatan dengan Morotai.

Infrastruktur yang akan dibenahi  di antaranya memperpanjang landasan pacu Bandara Kao, pembangunan ruang VIP di Bandara Galela, dan  dermaga tambatan perahu di Tobelo.

Menurut dia, Bandara Kao dan Bandara Galela memiliki peran strategis untuk mendukung penyelenggaraan "Sail Morotai" di Kabupaten Pulau Morotai, karena sebagian tamu dan wisatawan yang akan lewat Halmahera Utara melalui dua bandara itu.

Sejumlah infrastruktur di sejumlah objek wisata di Halmahera Utara juga masuk dalam program pembenahan dari anggaran Rp20 miliar tersebut karena para tamu dan wisatawan "Sail Morotai" juga akan diupayakan mengunjungi daerah ini.

Menurut dia, objek wisata di Halmahera Utara yang diharapkan dikunjungi oleh para wisatawan dan tamu "Sail Morotai" di antaranya objek wisata bahari serta peninggalan Perang Dunia II seperti bangkai kapal perang dan pesawat tempur Jepang di Teluk Kao.

Sesuai hasil survei, kata dia, bangkai kapal perang, pesawat tempur dan bom peninggalan Perang Dunia II di Teluk Kao ada di 15 titik pada kedalaman enam sampai sepuluh meter, sehingga menarik minat wisatawan untuk  menyelam.

Ia menambahkan, Pemkab Halmahera Utara juga akan menggelar kegiatan pra-"Sail Morotai" berupa Festival Hibua Lamo yang akan menampilkan berbagai atraksi budaya dan kesenian tradisional di daerah ini pada pertengahan April 2012.

Kegiatan itu untuk memeriahkan pula pertemuan nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara  yang akan digelar di Tobelo, ibu kota Kabupaten Halmahera Utara pada pertengahan April 2012. Acara ini akan dihadiri lebih dari 1.000 orang perwakilan etnis di Indonesia.

"Sarana akomodasi di Tobelo yang bisa dimanfaatkan para wisatawan dan tamu 'Sail Morotai' tidak masalah karena di Tobelo tersedia sekitar 400 kamar hotel," katanya.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012