Muhammad Ilyas (35) mengaku kaget saat pulang di Daruba, ibu kota Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, karena wajah kota kelahirannya itu jauh berubah jika dibandingkan dengan saat ia pulang tahun lalu, terutama dari segi infrastruktur.
Jalan di kota Daruba tahun lalu sempit dan berlubang, sekarang sudah beraspal hotmix dan diperlebar menjadi dua jalur, begitu pula listrik yang tahun lalu hanya menyala pada malam hari, kini sudah bisa menyala 24 jam.
Dermaga Daruba, menurut Muhammad Ilyas, tahun lalu hanya bisa disandari kapal kecil, sekarang sudah bisa disandari kapal besar karena telah diperpanjang dari 50 meter menjadi 90 meter dan layanan telekomunikasi seluler semakin lancar.
Bandara Leo Watimena Daruba yang tahun lalu hanya bisa didarati pesawat kecil, sekarang sudah bisa didarati pesawat jenis boeing 737 seri 800, karena landasan pacu bandara peninggalan Sekutu pada Perang Dunia II itu telah diperpanjang.
Rumah tak layak huni yang tahun lalu masih banyak menghiasi kota Daruba, sekarang tak tampak lagi dan pusat perdagangan yang tahun lalu semraut, kini terlihat tertata rapih, sedangkan kantor-kantor pemerintahan juga terlihat bersih.
Wajah ibu kota kabupaten yang baru dimekarkan tiga tahun silam dari kabupaten induknya Halmahera Utara (Halut) bisa berubah seperti itu, menurut Gubernur Malut Thaib Armayin karena Daruba menjadi tempat penyelenggaraan acara puncak Sail Morotai.
Sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan penyelenggaraan Sail Morotai pada 2010, pemerintah pusat serta Pemprov Malut dan Pemkab Pulau Morotai menggenjot pembenahan infrastruktur di Daruba dan lokasi lainnya di Morotai.
Pembenahan infrastruktur itu diprioritaskan karena Kabupaten Pulau Morotai yang baru berusia tiga tahun belum memiliki infrastruktur memadai untuk mendukung pelaksanaan Sail Morotai, apalagi mengingat kegiatan itu akan dihadiri ribuan tamu dari dalam dan luar negeri.
"Pemerintah pusat dan Pemprov Malut sangat berperan dalam pembenahan infrastruktur di Morotai, terutama dalam pengalokasian anggaran, karena APBD Pemkab Pulau Morotai tidak cukup untuk membiayainya sendiri," katanya.
Pemerintah pusat dalam dua tahun anggara terakhir mengalokasikan dana sedikitnya Rp500 miliar untuk pembenahan infrastruktur di Morotai, seperti untuk pembenahan Bandara Leo Watimena, sedangkan Pemprov Malut mengalokasikan anggaran lebih dari Rp300 miliar juga untuk pembenahan infrastruktur.
Pengalokasian anggaran dari pemerintah pusat maupun Pemprov Malut untuk pembenahan infrastruktur di Morotai masih akan terus berlanjut, di antaranya untuk penyelesaian jalan lingkar Morotai.
Menurut Gubernur, pemerintah pusat telah menetapkan Morotai sebagai salah satu pusat pertumubuhan ekonomi Indonesia dengan konsentrasi pada pengembangan industri perikanan, pariwisata dan jasa transportasi, untuk itu pembenahan infrastruktur di daerah itu akan terus ditingkatkan.
Masyarakat
Penyelenggaraan Sail Morotai di Morotai yang acara puncaknya 15 September 2012 dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, juga memberi manfaat langsung pada masyarakat setempat, baik yang terkait dengan meningkatkan pedapatan maupun pelayanan kesehatan.
Peningkatan pendapatan masyarakat terkait dengan adanya penyelenggaraan Sail Morotai di antaranya berupa banyaknya rumah warga yang disewa menjadi home stay untuk para tamu Sail Morotai dan banyaknya masyarakat yang membuka usaha, seperti rumah makan dan penjualan cendera mata selama kegiatan itu.
Seorang warga Morotai bernama Ani yang berjualan makanan selama penyelenggaraan Sail Morotai mengaku mendapat keuntungan sedikitnya Rp5 juta, sedangkan rumahnya yang dijadikan home stay mendapat pemasukan Rp2 juta.
Peningkatan pendapatan lainnya yang dirasakan masyarakat Morotai dari penyelenggaraan Sail Morotai adalah adanya bantuan usaha yang disalurkan melalui sejumlah kementerian, seperti bantuan untuk budi daya rumput laut.
Sedangkan pelayanan kesehatan yang dirasakan masyarakat Morotai terkait dengan penyelenggaraan Sail Morotai, di antaranya berupa pengobatan gratis, termasuk di antaranya tindakan operasi yang dilakukan TNI-AL melalui Bhakti Surya Baskara Jaya di atas KRI. Dr. Soeharso.
Banyak pula masyarakat Morotai yang mendapat pelayanan KB gratis dan bantuan kaca mata baca yang diberikan oleh TNI-AU melalui kegiatan Bhakti Pelangi Nusantara dan perbaikan rumah warga yang dilakukan oleh Kementerian Sosial melalui program bedah kampung.
Bupati Pulau Morotai, Rusli Sibua mengatakan, manfaat Sail Morotai bagi daerah dan masyarakat setempat tidak hanya seperti yang dirasakan sekarang, tapi sampai kedepan karena kagiatan itu telah memperkenalkan kekayaan potensi sumber daya alam Morotai.
Para investor dan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri pasti akan semakin banyak datang ke Morotai dan itu jelas akan memberi kontribusi yang sangat besar bagi masyarakat dan daerah setempat.
Bahkan saat ini sudah ada investor yang akan membangun hotel bertaraf internasional berkapasitas 500 kamar, lengkap dengan lapangan golfnya dan itu jelas akan memberi peluang lapangan kerja bagi masyarakat setempat, disamping pendapatan bagi daerah.
Oleh karena itu masyarakat di daerah yang berbatasan dengan Filipina itu dihimbau untuk menyiapkan diri dalam menghadapi semua itu, termasuk selalu menjaga situasi kamtibmas yang kondisif, karena investor dan wisatawan tidak akan mau ke daerah ini kalau kamtibmasnya tak aman.
Pengamat ekonomi dari Universitas Khairun Ternate, Rivai Umar, MS mengharapkan kepada Pemkab Pulau Morotai agar mengeluarkan regulasi yang melindungi kepentingan masyarakat setempat, baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya agar masyarakat bisa merasakan manfaat dari pemanfaatan potensi Morotai.
Realita yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia dimana pemanfaatan potensi sumber daya alam setempat hanya dinikmati oleh para investor dan segilintir masyarakat setempat, hendaknya tidak terjadi pula di Morotai.
Wajah Morotai Sudah Berubah
Kamis, 20 September 2012 6:04 WIB