Menjelang hari raya Idul Adha 1444 hijriah, harga hewan kurban di Kota Ambon, Maluku melonjak hingga Rp12 juta per ekornya.
"Sebelumnya harga sapi per ekor hanya Rp7 juta sampai Rp8 juta saja per ekor sekarang naik menjadi Rp12 juta dengan berat 120 kilogram," ujar salah satu penjual sapi kurban Lukas Batlayeri di Ambon, Selasa.
Lukas mengatakan harga sapi yang melonjak tersebut dikarenakan tingginya permintaan dua hari menjelang hari raya Idul Adha yang jatuh pada 29 Juni 2023.
Para pedagang pun harus menaikkan harga sapi kurban yang dijualnya. Namun kenaikan harga sapi kurban tersebut juga sebanding dengan ukuran sapi yang dijual.
"Sapi yang Rp7 juta sudah laku, karena banyak yang memesan jauh-jauh hari sebelumnya," kata dia.
Sementara itu untuk harga hewan kurban berupa kambing relatif stabil di angka Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per ekor.
Sapi dan kambing kurban yang dijual di Kota Ambon kebanyakan didatangkan dari Kabupaten Buru hingga Maluku Barat Daya.
"Karena disana memang banyak peternaknya, jadi memang sapi dan kambing yang saya jual ini dikirim langsung dari Buru dan MBD," ujar pedagang lainnya, Sukri Wally.
Sementara itu Pemerintah Provinsi Maluku memastikan semua hewan kurban baik sapi maupun kambing yang akan disembelih pada hari raya Idul Adha 1444 Hijriah di Maluku memenuhi syarat secara kesehatan.
"Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengawasan tidak ada cacat maupun gejala-gejala penyakit yang ditemukan, semuanya dinyatakan baik dan sehat," kata Dokter Hewan Dinas Pertanian Maluku Apriliani Eka Putri.
Ia menyampaikan hal itu saat melakukan pengawasan terhadap hewan ternak di dua lokasi titik kumpul di Dusun Kate-kate, dan Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.
Menurut dia secara fisik semuanya aman, dan semua hewan yang disiapkan sebagai hewan kurban tidak ada menunjukan gejala-gejala penyakit sebab secara fisiknya lengkap, kemudian secara postur tubuh juga baik.
"Kami juga ada tim pengawas dari Provinsi Maluku yang sedang melakukan pengawasan, sebab ini selain penyakit mulut dan kuku (PMK), ada juga penyakit kulit benjol pada sapi dan penyakit virus di kambing, tapi syukur di Maluku masih zona hijau," ujarnya.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat jangan takut, panik, karena hewan kurban diawasi dari sebelum penyembelihan sampai dengan penanganan hingga penyaluran, agar nanti setelah diterima masyarakat tinggal mengolah dengan baik seperti dimasak dengan matang atau disimpan di lemari es.
Sejalan dengan itu fungsional medik veteriner muda, dari Dinas Pertanian Maluku Samat Umarella menyebutkan ada 30 titik pengumpul yang sudah di ambil datanya, termasuk sapi dan kambing, untuk sapi ada 566 ekor, kambing ada 869 ekor, ini semua terdapat pada 30 titik pengumpul.
"Perlu untuk kami informasikan bahwa tahun ini ada peningkatan untuk sapi 10 persen dari tahun kemarin, sedangkan kambing 20 persen dari tahun kemarin, jadi semakin banyak hasil ternaknya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Sebelumnya harga sapi per ekor hanya Rp7 juta sampai Rp8 juta saja per ekor sekarang naik menjadi Rp12 juta dengan berat 120 kilogram," ujar salah satu penjual sapi kurban Lukas Batlayeri di Ambon, Selasa.
Lukas mengatakan harga sapi yang melonjak tersebut dikarenakan tingginya permintaan dua hari menjelang hari raya Idul Adha yang jatuh pada 29 Juni 2023.
Para pedagang pun harus menaikkan harga sapi kurban yang dijualnya. Namun kenaikan harga sapi kurban tersebut juga sebanding dengan ukuran sapi yang dijual.
"Sapi yang Rp7 juta sudah laku, karena banyak yang memesan jauh-jauh hari sebelumnya," kata dia.
Sementara itu untuk harga hewan kurban berupa kambing relatif stabil di angka Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per ekor.
Sapi dan kambing kurban yang dijual di Kota Ambon kebanyakan didatangkan dari Kabupaten Buru hingga Maluku Barat Daya.
"Karena disana memang banyak peternaknya, jadi memang sapi dan kambing yang saya jual ini dikirim langsung dari Buru dan MBD," ujar pedagang lainnya, Sukri Wally.
Sementara itu Pemerintah Provinsi Maluku memastikan semua hewan kurban baik sapi maupun kambing yang akan disembelih pada hari raya Idul Adha 1444 Hijriah di Maluku memenuhi syarat secara kesehatan.
"Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengawasan tidak ada cacat maupun gejala-gejala penyakit yang ditemukan, semuanya dinyatakan baik dan sehat," kata Dokter Hewan Dinas Pertanian Maluku Apriliani Eka Putri.
Ia menyampaikan hal itu saat melakukan pengawasan terhadap hewan ternak di dua lokasi titik kumpul di Dusun Kate-kate, dan Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.
Menurut dia secara fisik semuanya aman, dan semua hewan yang disiapkan sebagai hewan kurban tidak ada menunjukan gejala-gejala penyakit sebab secara fisiknya lengkap, kemudian secara postur tubuh juga baik.
"Kami juga ada tim pengawas dari Provinsi Maluku yang sedang melakukan pengawasan, sebab ini selain penyakit mulut dan kuku (PMK), ada juga penyakit kulit benjol pada sapi dan penyakit virus di kambing, tapi syukur di Maluku masih zona hijau," ujarnya.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat jangan takut, panik, karena hewan kurban diawasi dari sebelum penyembelihan sampai dengan penanganan hingga penyaluran, agar nanti setelah diterima masyarakat tinggal mengolah dengan baik seperti dimasak dengan matang atau disimpan di lemari es.
Sejalan dengan itu fungsional medik veteriner muda, dari Dinas Pertanian Maluku Samat Umarella menyebutkan ada 30 titik pengumpul yang sudah di ambil datanya, termasuk sapi dan kambing, untuk sapi ada 566 ekor, kambing ada 869 ekor, ini semua terdapat pada 30 titik pengumpul.
"Perlu untuk kami informasikan bahwa tahun ini ada peningkatan untuk sapi 10 persen dari tahun kemarin, sedangkan kambing 20 persen dari tahun kemarin, jadi semakin banyak hasil ternaknya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023