Ambon (ANTARA) - Warga Dusun Pelita Jaya, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, masih menjaga tradisi hadrah antar kambing mengelilingi kampung dalam rangka merayakan Idul Adha.
Tradisi ini telah menjadi peninggalan leluhur sejak lama yang dilakukan untuk memperkuat silaturahmi antar sesama warga.
“Tradisi ini bukan sekadar penyembelihan hewan kurban, tetapi melibatkan pawai keliling kampung yang penuh semangat kebersamaan dan budaya lokal,” kata Tokoh Masyarakat Pelita Jaya La Maaruf Tomia, Seram Barat, Senin.
Tradisi hadrah antar kambing ini dilakukan pada sore hari setelah salat Ashar. Masyarakat Dusun Pelita Jaya memulai pawai dengan mengarak hewan kurban mengelilingi kampung.
Pawai ini diiringi dengan lantunan salawat dan tabuhan rebana, diikuti oleh berbagai kalangan, termasuk orang tua, remaja, dan anak-anak. Semua warga diwajibkan mengenakan baju putih sebagai makna kesucian dan kebersihan.
“Ini juga bagian dari upaya kami membentuk karakter masyarakat untuk dapat bersatu, berbagi dan menciptakan suasana kedamaian,” ujarnya.
Selain mempererat tali silaturahmi antarwarga, tradisi ini juga menarik perhatian warga perantauan yang sengaja pulang kampung untuk ikut serta.
Dengan berbagai upaya pelestarian, harapan masyarakat Pelita Jaya adalah agar tradisi ini tetap hidup dan menjadi simbol budaya Seram Barat yang bisa terus diwariskan ke generasi berikutnya.
Sementara itu, Imam Masjid Al-Ukhuwah Pelita Jaya La Uri Wally mengatakan makna kurban terkait erat dengan ketaatan dan pengorbanan. Nabi Ibrahim AS yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail AS adalah contoh puncak ketaatan kepada Allah.
“Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa meneladani sikap ini dengan menjalankan perintah agama dengan penuh keikhlasan dan mengorbankan ego serta kepentingan pribadi demi kebaikan yang lebih besar,” katanya.
Melalui kurban, umat Islam diajarkan untuk selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah. Dengan menyisihkan sebagian dari apa yang kita miliki untuk orang lain.
“Kita diingatkan untuk tidak larut dalam keserakahan dan selalu mengingat bahwa semua yang kita miliki adalah titipan dari Allah yang harus digunakan untuk kebaikan. Semoga warga Pelita Jaya diberikan kesehatan agar tradisi ini dapat dinikmati kembali,” ucap La Uri.