Ambon (Antara Maluku) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah  Maluku mengimbau masyarakat di Pulau Ambon maupun Seram mewaspadai dampak musim hujan seperti banjir dan tanah longsor.

Sekretaris BPBD Maluku Kifly Wakanno di Ambon, Selasa, mengatakan, pihaknya telah mengingatkan BPBD Kota Ambon, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, dan Seram Bagian Timur soal dampak musim hujan yang diprakirakan terjadi Mei - Agustus 2012.

"Kami imbau mereka untuk menyosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di lereng gunung maupun bantaran sungai bila hujan dengan intensitas tinggi mengguyur," ujarnya.

Menurut dia, dampak hujan dengan intensitas tinggi selalu mengakibatkan tanah longsor menimpa rumah warga maupun banjir sehingga permukiman terendam, jembatan, talud dan jalan rusak hingga roboh.

"Jadi sebelum tanah longsor maupun banjir menimpa, masyarakat harus diingatkan jangan lengah terhadap ancaman bencana alam tersebut mengingat  Pulau Ambon maupun Seram intensitas hujannya sedang hingga tinggi dan dalam tenggat waktu lama," katanya.

Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat maupun Bandara Internasional Pattimura Ambon menyatakan, banjir berpotensi terjadi di Pulau Ambon maupun Seram terkait musim hujan pada Mei-Agustus 2012.

Potensi banjir di Kota Ambon pada Juni dan Juli cukup tinggi, sedangkan Agustus rendah.

Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat pada Juni dan Juli berpotensi tinggi mengalami banjir, sedangkan Seram Bagian Timur pada Juni hingga  Juli tingkatnya menengah dan Agustus rendah.

Pengalaman pada 2011 menunjukkan, banjir mengakibatkan ratusan rumah terendam, ambruk, rusak total maupun ringan, termasuk fasilitas umum dan sosial seperti di dusun Mamua, kecamatan Leihitu, Pulau Ambon.

Begitu pun bencana tanah longsor yang mengakibatkan korban meninggal, rumah ambruk, rusak ringan hingga berat.

"Jadi sebelum bencana alam tersebut terjadi masyarakat sudah bisa mewaspadai untuk mencegah korban," kata Kilfy.

Pada 2011, hujan lebat yang mengguyur ibu kota provinsi Maluku pada 30 April telah mengakibatkan warga Batugantung, Febby Kuruwal meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor.

Selanjutnya, longsor di kawasan Bere - Bere, kelurahan Batumeja, Kota Ambon, pada 31 Juli 2011 mengakibatkan satu kelurga bermarga Makatita tewas.

Korbannya adalah Baltazar Makattita (50), istrinya, Ny.Lusiana Makattita (44) serta dua anak yakni Margie Makattita (13) dan Erens Makatitta (10), sedangkan Freiska Makatitta (32) mengalami patah kaki sehingga menjalani operasi di RSUD dr.M. Haulussy.

Pewarta: Lexy Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012