Ternate (Antara Maluku) - Gunung Dokuno di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara hingga saat ini terus menyemburkan abu vulkanik seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung berapi itu.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dokuno Iwan ketika dihubungi dari Ternate, Jumat, menjelaskan, hingga saat ini status aktivitas vulkanik gunung itu masih "Waspada" atau level II.

Semburan abu vulkanik Gunung Dokuno pada Jumat, katanya, mencapai ketinggian 2.000 meter dari puncak kawah dan terlihat lebih tebal daripada hari-hari sebelumnya.

Ia mengatakan, semburan abu vulkanik Gunung Dokuno sejak tiga hari terakhir menyebar ke berbagai arah di kaki gunung itu.

Bahkan, selama dua hari terakhir semburan itu telah sampai pemukiman warga Tobelo, Ibu Kota Kabupaten Halmahera Utara.

Hingga saat ini, pihaknya belum menyarankan warga di kaki Gunung Dokuno mengungsi karena status aktivitas vulkanik gunung itu masih "Waspada" atau level II.

Namun, katanya, warga dilarang mendekat kawah gunung itu minimal dalam radius tiga kilometer.

Ia mengimbau, masyarakat sekitar Gunung Dokuno tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu-isu yang yang tidak benar terkait dengan perkembangan aktivitas vulkanik gunung itu.

"Namun kewaspadaan harus tetap ditingkatkan," katanya.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara hingga saat ini telah membagikan sedikitnya 26 ribu masker kepada masyarakat Tobelo dan sekitarnya guna mengantisipasi dampak abu vulkanik gunung tersebut.

Pihak BPBD Halut juga telah membentuk posko di kantor itu guna penanganan terhadap kemungkinan Gunung Dokuno terus menyemburkan abu vulkanik yang mengharuskan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Seorang warga Tobelo Nona Chansu ketika dihubungi mengatakan, abu vulkanik Gunung Dokuno yang menyelimuti Tobelo pada Jumat cukup tebal, sehingga kebanyakan warga memilih berdiam di rumah.

Abu vulkanik yang menimpa atap rumah, jalan, dan lahan pertanian warga di daerah itu mencapai ketebalan sekitar lima centimeter. Cukup banyak tanaman petani setempat, khususnya sayuran yang dipastikan gagal panen.

"Banyak warga di Tobelo yang terpaksa membeli masker seharga Rp2.500 per unit, karena masker yang dibagikan oleh Pemkab Halmahera Utara tak cukup. Warga mengharapkan bantuan obat-obatan, terutama untuk obat batuk dan flu," kata Nona.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012