Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan penjajakan kerja sama multirateral di sektor ketahanan kesehatan melalui diplomasi KTT Ke-43 ASEAN yang bergulir 5 hingga 7 September 2023.
"Lebih banyak penjajakan kerja sama. Nanti di akhir deklarasi (KTT Ke-43 ASEAN) kami informasikan hasilnya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Nadia mengatakan Indonesia selaku Ketua ASEAN 2023 mendorong kawasan ASEAN yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan kesehatan di masa kini dan masa yang akan datang.
Selain itu, Indonesia juga memastikan seluruh negara di kawasan ASEAN memiliki akses yang mudah dan berkualitas terhadap dana kesehatan, kata Nadia menambahkan.
Baca juga: Menteri BUMN tegaskan Indonesia utamakan kesetaraan perdagangan
Menurut Nadia terdapat tiga aspek penting penguatan komitmen ASEAN untuk membangun masa depan kesehatan di kawasan.
Pertama, meningkatkan pembekalan hardware atau infrastruktur kesehatan di kawasan ASEAN berupa pengawasan, penelitian dan pengembangan, serta produksi vaksin, farmasi, dan peralatan medis.
Aspek kedua, kata Nadia, meningkatkan software atau sumber daya manusia untuk memastikan tersedianya individu terampil dan dapat dengan cepat dimobilisasi melintasi perbatasan negara saat diperlukan.
Selain itu, negara anggota ASEAN juga dapat berbagi pengetahuan, pelatihan keterampilan, serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi pada masa depan dengan mempermudah dan mempercepat akses terhadap dana darurat.
Baca juga: Jokowi pimpin rangkaian pertemuan ASEAN dengan mitra
Pertemuan antarmenteri kesehatan ASEAN pekan lalu mengusulkan agar berbagai sumber pendanaan yang berpotensi digunakan dalam penanganan pandemi bisa dikumpulkan sebagai dana tunggal yang dikelola dengan baik mengatasi kesenjangan di kawasan.
"Melalui penjajakan pemanfaatan Dana Respons COVID-19, yang mempunyai potensi untuk diperluas melampaui cakupan aslinya, menjadi satu kumpulan dana untuk mengatasi berbagai kesenjangan keuangan di sektor Kesehatan ASEAN," katanya.
Ketahanan kesehatan kawasan ASEAN diwujudkan melalui pembentukan ASEAN Centre of Public Health Emergency and Emerging Disease (ACPHEE) sebagai pusat kerja sama ASEAN untuk menghadapi potensi kedaruratan kesehatan.
Terdapat tiga pilar utama yang dilakukan melalui pusat kedaruratan tersebut, yakni upaya surveilans, pengobatan, dan manajemen risiko.
Nadia mengatakan sejumlah negara telah menyampaikan komitmennya untuk menopang tiga pilar utama tersebut, yakni Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Khusus Indonesia akan lebih berfokus pada pilar surveilans.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia jajaki kerja sama ketahanan kesehatan di KTT ASEAN
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Lebih banyak penjajakan kerja sama. Nanti di akhir deklarasi (KTT Ke-43 ASEAN) kami informasikan hasilnya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Nadia mengatakan Indonesia selaku Ketua ASEAN 2023 mendorong kawasan ASEAN yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan kesehatan di masa kini dan masa yang akan datang.
Selain itu, Indonesia juga memastikan seluruh negara di kawasan ASEAN memiliki akses yang mudah dan berkualitas terhadap dana kesehatan, kata Nadia menambahkan.
Baca juga: Menteri BUMN tegaskan Indonesia utamakan kesetaraan perdagangan
Menurut Nadia terdapat tiga aspek penting penguatan komitmen ASEAN untuk membangun masa depan kesehatan di kawasan.
Pertama, meningkatkan pembekalan hardware atau infrastruktur kesehatan di kawasan ASEAN berupa pengawasan, penelitian dan pengembangan, serta produksi vaksin, farmasi, dan peralatan medis.
Aspek kedua, kata Nadia, meningkatkan software atau sumber daya manusia untuk memastikan tersedianya individu terampil dan dapat dengan cepat dimobilisasi melintasi perbatasan negara saat diperlukan.
Selain itu, negara anggota ASEAN juga dapat berbagi pengetahuan, pelatihan keterampilan, serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi pada masa depan dengan mempermudah dan mempercepat akses terhadap dana darurat.
Baca juga: Jokowi pimpin rangkaian pertemuan ASEAN dengan mitra
Pertemuan antarmenteri kesehatan ASEAN pekan lalu mengusulkan agar berbagai sumber pendanaan yang berpotensi digunakan dalam penanganan pandemi bisa dikumpulkan sebagai dana tunggal yang dikelola dengan baik mengatasi kesenjangan di kawasan.
"Melalui penjajakan pemanfaatan Dana Respons COVID-19, yang mempunyai potensi untuk diperluas melampaui cakupan aslinya, menjadi satu kumpulan dana untuk mengatasi berbagai kesenjangan keuangan di sektor Kesehatan ASEAN," katanya.
Ketahanan kesehatan kawasan ASEAN diwujudkan melalui pembentukan ASEAN Centre of Public Health Emergency and Emerging Disease (ACPHEE) sebagai pusat kerja sama ASEAN untuk menghadapi potensi kedaruratan kesehatan.
Terdapat tiga pilar utama yang dilakukan melalui pusat kedaruratan tersebut, yakni upaya surveilans, pengobatan, dan manajemen risiko.
Nadia mengatakan sejumlah negara telah menyampaikan komitmennya untuk menopang tiga pilar utama tersebut, yakni Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Khusus Indonesia akan lebih berfokus pada pilar surveilans.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia jajaki kerja sama ketahanan kesehatan di KTT ASEAN
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023