Sosiolog Maluku Dr. Fransina Matakena mengemukakan untuk menekan angka penganggur di Maluku khususnya Kota Ambon, maka para sarjana di kota itu harus dapat meningkatkan kapasitas diri agar mudah memperoleh pekerjaan.
"Kalau hanya memiliki titel sarjana saja tidak cukup untuk seseorang bisa mendapatkan pekerjaan, karena persaingan dunia kerja saat ini sangat ketat jika hanya bermodalkan sarjana, namun tanpa peningkatan kapasitas diri," ujar Dr. Fransina Matakena di Ambon, Kamis.
Hal itu diutarakan Fransina merespon statement Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena yang mengungkapkan, angka pengangguran terbuka di Kota Ambon sebesar 11,67 persen atau sebanyak 27.531 jiwa.
Angka itu tidak sebanding dengan lapangan kerja atau lowongan. Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat seiring bertambahnya angka kelulusan ditingkat perguruan tinggi, dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Misalnya Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku saja dalam setahun bisa meluluskan 3.000 sampai 4.000 sarjana," kata Dr. Fransina.
Dampaknya, persaingan antarsarjana untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Kalau semua hanya berharap menjadi PNS, atau bekerja di instansi tertentu saja, maka angka penganggur akan terus bertambah jika tak ada inisiatif untuk berwirausaha.
Selain peningkatan kapasitas diri, Fransina yang merupakan Ketua Jurusan Sosiologi Fisip Unpatti itu mengatakan fakta yang terjadi di lapangan adalah banyaknya sarjana yang merasa gengsi jika memiliki titel sarjana, namun tak bekerja di instansi pemerintah.
"Kebanyakan alumni yang belum mendapatkan pekerjaan itu mereka gengsi karena gelar sarjana yang dimiliki lalu harus dapat pekerjaan di instansi pemerintah, itu jadi satu masalah bagi mereka sendiri," ucapnya.
Oleh sebab itu untuk menekan angka penganggur di Maluku khususnya Kota Ambon, Fransina mengemukakan perlunya sinergi antara Pemerintah daerah dan Pemerintah 11 kabupaten dan kota di Maluku dengan Perguruan tinggi di Maluku.
Maksudnya, peningkatan kapasitas diri itu juga dapat diperoleh melalui program-program perguruan tinggi seperti magang, mata kuliah kewirausahaan, dan lain sebagainya.
"Nah, jika sumber daya manusia kita sudah mumpuni, maka ketika pemerintah menyediakan banyak lapangan kerja, maka sarjana kita dengan mudah bisa menempati lowongan pekerjaan yang disediakan," katanya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sosiolog: Sarjana tingkatkan kapasitas diri untuk kurangi pengangguran
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Kalau hanya memiliki titel sarjana saja tidak cukup untuk seseorang bisa mendapatkan pekerjaan, karena persaingan dunia kerja saat ini sangat ketat jika hanya bermodalkan sarjana, namun tanpa peningkatan kapasitas diri," ujar Dr. Fransina Matakena di Ambon, Kamis.
Hal itu diutarakan Fransina merespon statement Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena yang mengungkapkan, angka pengangguran terbuka di Kota Ambon sebesar 11,67 persen atau sebanyak 27.531 jiwa.
Angka itu tidak sebanding dengan lapangan kerja atau lowongan. Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat seiring bertambahnya angka kelulusan ditingkat perguruan tinggi, dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Misalnya Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku saja dalam setahun bisa meluluskan 3.000 sampai 4.000 sarjana," kata Dr. Fransina.
Dampaknya, persaingan antarsarjana untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Kalau semua hanya berharap menjadi PNS, atau bekerja di instansi tertentu saja, maka angka penganggur akan terus bertambah jika tak ada inisiatif untuk berwirausaha.
Selain peningkatan kapasitas diri, Fransina yang merupakan Ketua Jurusan Sosiologi Fisip Unpatti itu mengatakan fakta yang terjadi di lapangan adalah banyaknya sarjana yang merasa gengsi jika memiliki titel sarjana, namun tak bekerja di instansi pemerintah.
"Kebanyakan alumni yang belum mendapatkan pekerjaan itu mereka gengsi karena gelar sarjana yang dimiliki lalu harus dapat pekerjaan di instansi pemerintah, itu jadi satu masalah bagi mereka sendiri," ucapnya.
Oleh sebab itu untuk menekan angka penganggur di Maluku khususnya Kota Ambon, Fransina mengemukakan perlunya sinergi antara Pemerintah daerah dan Pemerintah 11 kabupaten dan kota di Maluku dengan Perguruan tinggi di Maluku.
Maksudnya, peningkatan kapasitas diri itu juga dapat diperoleh melalui program-program perguruan tinggi seperti magang, mata kuliah kewirausahaan, dan lain sebagainya.
"Nah, jika sumber daya manusia kita sudah mumpuni, maka ketika pemerintah menyediakan banyak lapangan kerja, maka sarjana kita dengan mudah bisa menempati lowongan pekerjaan yang disediakan," katanya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sosiolog: Sarjana tingkatkan kapasitas diri untuk kurangi pengangguran
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023