Rabat (Antara Maluku) - "Kapal aborsi" Belanda yang dijadwalkan tiba pada Kamis (4/10) di Marokko untuk menyediakan "aborsi medis sah dan aman", tidak diterima di negara Afrika itu, kata pemerintah setempat.

Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis, Kementerian Kesehatan Marokko mendesak Kementerian Dalam Negeri agar mencegah kapal tersebut merapat di perairan wilayah Marokko, dan menyatakan Kementerian Kesehatan menyatakan belum diberitahu.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan tidak mensahkan prosedur medis semacam itu oleh pihak non-warga di Marokko.

Aborsi adalah prosedur medis yang dilakukan dengan ketentuan hukum tertentu yang menetapkan kasus aborsi legal, kata pernyataan tersebut sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat pagi.

Ditambahkannya, praktek medis itu oleh dokter asing diatur oleh hukum Marokko.

Perjalanan kapal tersebut ditanggung oleh organisasi nir-laba Belanda, Women on Waves, dengan bantuan kelompok pemuda Marokko --Gerakan Pilihan bagi Kebebasan Individu (MALI).

Kapal itu, yang dijadwalkan melego sauh di Marina Sir di Marokko utara, Kamis sore, berencana menerima perempuan yang berkumpul untuk kesempatan itu oleh kelompok MALI.

Kapal tersebut berencana menyediakan penanganan bagi perempuan Marokko untuk menjalani aborsi aman di perairan internasional sebelum kembali ke perairan wilayah Marokko.

Menurut organisasi itu, antara 600 dan 800 aborsi dilakukan secara gelap setiap hari di Marokko, sehingga menimbulkan resiko kesehatan bagi kaum perempuan.

Women on Waves didirikan pada 1999 oleh dokter Belanda Rebecca Gomperts untuk memberi layanan kesehatan reproduksi, terutama layanan aborsi tanpa operasi, kepada perempuan di berbagai negara yang memiliki hukum ketat mengenai aborsi.

Selama 11 tahun terakhir, kapal Women on Waves telah mengunjungi Irlandia, Polandia, Portugal dan Spanyol, sehingga memicu protes dari kelompok anti-aborsi. (C003)

Pewarta: Xinhua-OANA

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012