Pengurus Perhimpunan Radiografer Indonesia (Pari) Halmahera Utara dan Halmahera Timur, Maluku Utara menggelar  pengabdian masyarakat melalui gerakan peduli nutrisi pada balita gizi buruk, gizi kurang dan stunting.

Ketua Umum  Pari  Sugianto di Ternate, Senin  mengatakan  bertepatan dengan hari ulang tahun Pari ke-67 pihaknya melaksanakan gerakan peduli nutrisi pada balita gizi buruk, gizi kurang dan stunting sebagai bentuk pengabdian masyarakat.

Menurut dia saat ini terdapat  10  anak yang menjadi tanggung jawab dan pengawasan Pari. Ia  berharap agar terus dilakukan monitoring hingga anak-anak tersebut benar-benar sembuh dari gizi buruk. 

"Dalam melakukan pendampingan kami  juga berkolaborasi dengan ahli gizi," kata Sugianto yang juga menjabat sebagai Direktur Perencanaan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Pada sisi lain Sugianto menyampaikan Pari Se-Indonesia anggotanya  sekitar 20 ribu orang dan  walaupun sedikit jumlah pengurusnya namun sekarang sudah cukup berkembang.

Ia  juga berharap pemerintah daerah juga memperhatikan kesejahteraan Radiografer di Halut. Sebab petugas radiologi mempunyai risiko kerja yang tinggi karena terpapar radioaktif dan  efeknya  buruk pada skala berkepanjangan.

Sementara itu Asisten II bidang Administrasi Kabupaten Halmahera Utara  dr. Devie Bitjoli memberi apresiasi kepada pengurus Pari  Kabupaten Halut-Haltim yang memiliki semangat tinggi untuk membantu sesama. 


"Walaupun dalam jumlah yang sedikit patut diberikan apresiasi. Karena kegiatan ini menghadiikan langsung Ketum pusat yang langsung datang ke Halut. Sementara PPNI yang jumlahnya sangat banyak tapi kegiatannya jarang di hadiri oleh pengurus pusat," ujar Devie.

Ia menyampaikan salah satu  Program Strategis Nasional yaitu menekan menekan angka  stunting dan di  Halmahera Utara   angka stunting yang masuk pada kategori tinggi dengan angka  30,5 persen dari hasil survei. Sementara angka normal menurut skala nasional harus pada 14 persen. 

"Saat ini tim penanganan stunting yang bergerak secara aktif baru dari Kodim 1508 Tobelo. Sebab, setiap Babinsa harus  mempunyai satu  anak asuh stunting. Dengan begitu bisa secara efektif penanganannya," katanya. 

Oleh karena itu, pihaknya berharap ini menjadi kegiatan  berkesinambungan dan pada  2023 kasus stunting turun menjadi  19 persen. 

Ia berharap kegiatan ini bisa mengangkat derajat kesehatan masyarakat secara luas di Halmahera Utara dan Halmahera Timur. Karena  jumlah anak stunting yang membludak  bukti lemahnya penanganan gizi pemerintah daerah.


Kegiatan juga dihadiri  Ketua Pari Provinsi Malluku Utara Salma Husain, Ketua Cabang Pari Halut M Afandi, serta sejumlah pimpinan OPD dan pengurus Pari.


 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023