Ambon (Antara Maluku) - Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ambon mengakui saat ini masih ada kapal kargo yang dioperasikan untuk mengangkut penumpang di sekitar Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya akibat terbatasnya sarana angkutan kapal penumpang.

"Yang jelas kita masih kekurangan armada kapal penumpang, sehingga tidak heran kalau masih ada kapal kargo yang terpaksa dijadikan angkutan umum dalam menanggulangi keterbatasan salah satu infrastruktur dasar ini," kata Plh KSOP setempat, Frans Bakarbessy di Ambon, Kamis.

Menurutnya, pengoperasian kapal kargo yang notabene merupakan kapal pengangkut barang ini sebenarnya sangat tidak layak dan tidak manusiawi, sehingga pemerintah daerah bersama eksekutif harus memperjuangkan penambahan kapal perintis yang baru ke Maluku.

Frans mengungkapkan, tahun ini pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan sedang membangun tujuh unit kapal berukuran 1.200 GT dan dianggap cocok dengan perairan laut Maluku yang cukup rawan untuk kapal kurang lebih kecil, bila terjadi musim badai.

"Kalau kita mengacu pada SP311B bahwa perairan Maluku itu berada di bawah perairan samudera dimana kondisi alamnya sangat ekstrim, sehingga setiap kapal yang tidak sesuai untuk melayari rute di Maluku akan sangat berbahaya," katanya.

Makanya KSOP Ambon minta legislatif bersama Pemprov Maluku untuk sama-sama membantu memperjuangkan penambahan kapal perintis, minimal dua unit sekelas KM. Sabuk Nusantara yang biasanya melayari rute pelabuhan Ambon menuju Kabupaten Maluku Kepulauan Aru, Maluku Tenggara dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013