Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menjelaskan sejumlah strategi dalam upaya mempercepat tercapainya target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
Arifin menerangkan Indonesia memiliki target untuk mencapai 23 persen bauran energi baru dan terbarukan pada 2025. Akan tetapi, saat ini progres menuju transisi energi masih jauh dari yang ditargetkan.
"Apa yang kita capai sekarang masih jauh, masih kurang lebih 60 persen dari target, padahal waktunya tinggal 2 tahun lagi," kata Arifin dalam sebuah sesi diskusi pada acara "Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024" di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menteri ESDM: Gas bumi jadi jembatan penerapan energi terbarukan
Dia menyebutkan pandemi COVID-19, persiapan infrastruktur, hingga faktor permintaan menjadi tantangan dalam mencapai target bauran energi baru dan terbarukan.
Dari sisi infrastruktur, terang Arifin, pemerintah telah merancang pembangunan jaringan transmisi yang dapat memperluas akses mengakses menuju sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Sementara itu dari sisi permintaan (demand), menurutnya perlu dilakukan perbaikan pada regulasi atau kebijakan yang dapat menarik investasi di bidang energi baru dan terbarukan.
"Kita harus create demand, bagaimana demand listrik baru yang tumbuh cukup signifikan ke depan itu semua diisi oleh energi bersih terbarukan," tuturnya.
Baca juga: Menteri ESDM ungkap perkiraan tambahan produksi migas di 2024
Dalam kesempatan itu, dia juga menyoroti proyek-proyek pada sektor energi baru dan terbarukan yang sudah berjalan untuk perlu dilakukan efisiensi.
"Program-program efisiensi apa yang bisa kita lakukan? Antara lain bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber gas alam untuk menggantikan LPG," ungkapnya.
Dia menjelaskan Indonesia setiap tahun melakukan impor LPG sebesar 5,5 juta ton, padahal Indonesia memiliki cadangan gas alam yang terus diekspor serta memiliki tingkat produksi yang cenderung meningkat.
Menurut Arifin, dengan penemuan sumber gas alam baru, Indonesia dapat mempercepat produksi. Oleh karena itu, dia mendorong pembangunan transmisi agar akses masyarakat kepada gas alam dapat lebih terjangkau serta bisa mengurangi impor LPG.
"Transmisi gas ini yang akan bisa menggantikan LPG untuk bisa masuk ke rumah tangga, restoran, hotel, untuk bisa menggantikan LPG yang kita impor," ucap Arifin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri ESDM jelaskan strategi percepat pencapaian target bauran EBT
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
Arifin menerangkan Indonesia memiliki target untuk mencapai 23 persen bauran energi baru dan terbarukan pada 2025. Akan tetapi, saat ini progres menuju transisi energi masih jauh dari yang ditargetkan.
"Apa yang kita capai sekarang masih jauh, masih kurang lebih 60 persen dari target, padahal waktunya tinggal 2 tahun lagi," kata Arifin dalam sebuah sesi diskusi pada acara "Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024" di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menteri ESDM: Gas bumi jadi jembatan penerapan energi terbarukan
Dia menyebutkan pandemi COVID-19, persiapan infrastruktur, hingga faktor permintaan menjadi tantangan dalam mencapai target bauran energi baru dan terbarukan.
Dari sisi infrastruktur, terang Arifin, pemerintah telah merancang pembangunan jaringan transmisi yang dapat memperluas akses mengakses menuju sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Sementara itu dari sisi permintaan (demand), menurutnya perlu dilakukan perbaikan pada regulasi atau kebijakan yang dapat menarik investasi di bidang energi baru dan terbarukan.
"Kita harus create demand, bagaimana demand listrik baru yang tumbuh cukup signifikan ke depan itu semua diisi oleh energi bersih terbarukan," tuturnya.
Baca juga: Menteri ESDM ungkap perkiraan tambahan produksi migas di 2024
Dalam kesempatan itu, dia juga menyoroti proyek-proyek pada sektor energi baru dan terbarukan yang sudah berjalan untuk perlu dilakukan efisiensi.
"Program-program efisiensi apa yang bisa kita lakukan? Antara lain bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber gas alam untuk menggantikan LPG," ungkapnya.
Dia menjelaskan Indonesia setiap tahun melakukan impor LPG sebesar 5,5 juta ton, padahal Indonesia memiliki cadangan gas alam yang terus diekspor serta memiliki tingkat produksi yang cenderung meningkat.
Menurut Arifin, dengan penemuan sumber gas alam baru, Indonesia dapat mempercepat produksi. Oleh karena itu, dia mendorong pembangunan transmisi agar akses masyarakat kepada gas alam dapat lebih terjangkau serta bisa mengurangi impor LPG.
"Transmisi gas ini yang akan bisa menggantikan LPG untuk bisa masuk ke rumah tangga, restoran, hotel, untuk bisa menggantikan LPG yang kita impor," ucap Arifin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri ESDM jelaskan strategi percepat pencapaian target bauran EBT
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023