Pakar terorisme Noor Huda Ismail mengingatkan bahwa kewaspadaan tinggi tetap perlu terus dilakukan untuk membentengi NKRI meski aktivitas terorisme menurun pada tahun 2023.
Ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan segera melaporkan segala aktivitas yang dinilai mencurigakan pada aparat atau penegak hukum setempat.
“Potensinya tetap ada, tapi sudah amat sangat menurun,” kata Noor dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Terkait penangkapan terduga teroris di beberapa tempat belakangan ini, Noor mengatakan penangkapan itu ialah pengembangan dari kasus sebelumnya karena diduga jaringan terorisme masih aktif mengumpulkan pendanaan dan persenjataan.
Menurut dia, penangkapan tersebut juga bukti bahwa Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terus bekerja keras untuk mencegah terjadinya serangan terorisme di Tanah Air.
Baca juga: Moeldoko sebut gerakan terorisme masih ada di tengah euforia Pemilu 2024
"Penangkapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror itu merupakan pengembangan dari penangkapan sebelumnya," ujar dia.
Selain potensi ancaman terorisme, Noor juga menyoroti narasi intoleransi dalam beragama yang kerap ditemukan di pengujung tahun, yakni terkait pelarangan perayaan ibadah tertentu.
"Narasi ini dapat mengancam toleransi di Indonesia. Pernyataan yang melarang memberikan selebrasi antarumat beragama justru berseberangan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Noor mengatakan narasi tersebut tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Pancasila sebagai dasar negara telah menjamin kebebasan beragama bagi setiap warga negara.
Noor berharap masyarakat dapat saling menghormati perbedaan yang ada karena menurutnya perbedaan adalah sebuah kekayaan. Ia menggarisbawahi, kemajemukan masyarakat Indonesia seharusnya menjadi kekuatan alami bangsa.
“Saya kira perbedaan itu adalah kekayaan kita sebagai sebuah bangsa. Kita perlu menghargai kekayaan yang dimiliki ini dengan menjadikan perbedaan itu bukan menjadi ancaman, namun justru sebagai sumber kekuatan. Berbeda itu wajar, tapi kita harus ingat bahwa untuk menjadi bangsa yang kokoh, kita harus tetap bersama-sama walau tak sama," ujar Noor.
Pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian itu juga berharap masyarakat bisa merayakan Natal 2023 dengan penuh sukacita dan menyambut tahun baru 2024 dengan penuh semangat dan pikiran positif.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat ingatkan kewaspadaan meski aktivitas terorisme turun
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
Ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan segera melaporkan segala aktivitas yang dinilai mencurigakan pada aparat atau penegak hukum setempat.
“Potensinya tetap ada, tapi sudah amat sangat menurun,” kata Noor dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Terkait penangkapan terduga teroris di beberapa tempat belakangan ini, Noor mengatakan penangkapan itu ialah pengembangan dari kasus sebelumnya karena diduga jaringan terorisme masih aktif mengumpulkan pendanaan dan persenjataan.
Menurut dia, penangkapan tersebut juga bukti bahwa Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terus bekerja keras untuk mencegah terjadinya serangan terorisme di Tanah Air.
Baca juga: Moeldoko sebut gerakan terorisme masih ada di tengah euforia Pemilu 2024
"Penangkapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror itu merupakan pengembangan dari penangkapan sebelumnya," ujar dia.
Selain potensi ancaman terorisme, Noor juga menyoroti narasi intoleransi dalam beragama yang kerap ditemukan di pengujung tahun, yakni terkait pelarangan perayaan ibadah tertentu.
"Narasi ini dapat mengancam toleransi di Indonesia. Pernyataan yang melarang memberikan selebrasi antarumat beragama justru berseberangan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Noor mengatakan narasi tersebut tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Pancasila sebagai dasar negara telah menjamin kebebasan beragama bagi setiap warga negara.
Noor berharap masyarakat dapat saling menghormati perbedaan yang ada karena menurutnya perbedaan adalah sebuah kekayaan. Ia menggarisbawahi, kemajemukan masyarakat Indonesia seharusnya menjadi kekuatan alami bangsa.
“Saya kira perbedaan itu adalah kekayaan kita sebagai sebuah bangsa. Kita perlu menghargai kekayaan yang dimiliki ini dengan menjadikan perbedaan itu bukan menjadi ancaman, namun justru sebagai sumber kekuatan. Berbeda itu wajar, tapi kita harus ingat bahwa untuk menjadi bangsa yang kokoh, kita harus tetap bersama-sama walau tak sama," ujar Noor.
Pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian itu juga berharap masyarakat bisa merayakan Natal 2023 dengan penuh sukacita dan menyambut tahun baru 2024 dengan penuh semangat dan pikiran positif.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat ingatkan kewaspadaan meski aktivitas terorisme turun
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023