Ambon (Antara Maluku) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Edison Ritonga mengatakan pelaksanaan sensus pertanian khususnya untuk Sensus Pemutahiran (SP) di Provinsi Maluku sudah mencapai 95,59 persen.
"Kecuali ada di beberapa kabupaten yang belum mencapai 80 persen, di antaranya Maluku Barat Daya (MBD) yang baru 76 persen dan Buru Selatan (Bursel) 73 persen," katanya di Ambon, Rabu.
Meskipun demikian, Edison menyatakan pihaknya yakin pelaksanaan sensus yang melibatkan seluruh 11 kabupaten dan kota di Maluku ini akan selesai tepat pada waktu yang ditentukan, yakni 1 - 31 Mei 2013.
"Begitu juga dengan pelaksanaan Sensus Lapangan (SL) dari rumah ke rumah diharapkan mencapai 100 persen pada akhir waktu pelaksanaan," katanya.
Mengenai kendala yang dihadapi para petugas sensus, ia mengatakan di beberapa kabupaten seperti Bursel, MBD, dan Kabupaten Kepulauan Aru jpetugas belum bisa melaporkan progres di lapangan karena gangguan jaringan komunikasi di daerah tersebut.
Menurut dia, BPS dalam melaksanakan kegiatan sensus selalu melakukan monitoring dengan sistem SMS GB.
"Jadi sebenarnya kegiatan yang berlangsung di daerah tersebut sudah selesai hanya saja tidak terekam sebab tidak ada jaringan," ujarnya.
Ritonga juga mengaku sudah meminta para bupati membantu menghubungi para petugas sensus maupun petugas Monitoring Kualitas (MK) agar mereka bisa melaporkan secara manual ke petugas di kabupaten, yang kemudian akan meneruskannya ke petugas di tingkat provinsi.
"Jadi sebenarnya pelaksanaan sensus pertanian di Maluku ini sangat bagus karena petani sangat terbuka dalam melayani para petugas lapangan, hanya saja sinyal atau jaringan komunikasi di daerah tertentu ada yang tidak baik sehingga pelaporan menjadi terganggu," ujarnya.
Ritonga menambahkan pembangunan ekonomi pada sektor pertanian di Maluku masih menduduki ranking satu dan sektor ini memberikan kontribusi terbesar 30 persen dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2012.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"Kecuali ada di beberapa kabupaten yang belum mencapai 80 persen, di antaranya Maluku Barat Daya (MBD) yang baru 76 persen dan Buru Selatan (Bursel) 73 persen," katanya di Ambon, Rabu.
Meskipun demikian, Edison menyatakan pihaknya yakin pelaksanaan sensus yang melibatkan seluruh 11 kabupaten dan kota di Maluku ini akan selesai tepat pada waktu yang ditentukan, yakni 1 - 31 Mei 2013.
"Begitu juga dengan pelaksanaan Sensus Lapangan (SL) dari rumah ke rumah diharapkan mencapai 100 persen pada akhir waktu pelaksanaan," katanya.
Mengenai kendala yang dihadapi para petugas sensus, ia mengatakan di beberapa kabupaten seperti Bursel, MBD, dan Kabupaten Kepulauan Aru jpetugas belum bisa melaporkan progres di lapangan karena gangguan jaringan komunikasi di daerah tersebut.
Menurut dia, BPS dalam melaksanakan kegiatan sensus selalu melakukan monitoring dengan sistem SMS GB.
"Jadi sebenarnya kegiatan yang berlangsung di daerah tersebut sudah selesai hanya saja tidak terekam sebab tidak ada jaringan," ujarnya.
Ritonga juga mengaku sudah meminta para bupati membantu menghubungi para petugas sensus maupun petugas Monitoring Kualitas (MK) agar mereka bisa melaporkan secara manual ke petugas di kabupaten, yang kemudian akan meneruskannya ke petugas di tingkat provinsi.
"Jadi sebenarnya pelaksanaan sensus pertanian di Maluku ini sangat bagus karena petani sangat terbuka dalam melayani para petugas lapangan, hanya saja sinyal atau jaringan komunikasi di daerah tertentu ada yang tidak baik sehingga pelaporan menjadi terganggu," ujarnya.
Ritonga menambahkan pembangunan ekonomi pada sektor pertanian di Maluku masih menduduki ranking satu dan sektor ini memberikan kontribusi terbesar 30 persen dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2012.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013