Ternate (Antara Maluku) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara mengungkapkan hasil sensus pertanian selama Mei 2013 menunjukkan sebagian besar petani di Maluku Utara berkebun.
"Hasil rinci mengenai sensus pertanian di Maluku Utara baru dapat diketahui pada Juni 2013, tapi dari hasil sensus yang telah dilakukan secara umum menggambarkan sebagian besar petani Malut berkebun," kata Kepala BPS Maluku Utara, Adhie Wiriana di Ternate, Rabu.
Kabupaten/kota di Maluku Utara yang sebagian besar petaninya berkebun terbanyak di Kabupaten Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Kepulauan Sula dan Kota Ternate, sedangkan yang bertani padi sebagian besar berada di Kabupaten Halmahera Timur, Halmahera Tengah dan Halmahera Barat.
Adhie mengatakan, wilayah Maluku Utara yang sebagian besar terdiri atas daerah kelautan, namun dari hasil sensus yang dilakukan pada Mei 2013 menunjukkan bahwa petani yang bergerak di bidang perikanan jumlahnya lebih kecil dari yang berkebun.
Kondisi ini kemungkinan secara historis masyarakat Maluku Utara sejak zaman kolonial mengusahakan kebun seperti kebun cengkeh, pala dan kelapa yang hasilnya cukup memberi kehidupan bagi mereka.
Menurut Adhie, BPS Maluku Utara menurunkan 1174 personel untuk melakukan sensus pertanian dari tanggal 1 sampai 31 Mei 2013 pada Sembilan kabupaten/kota, sudah termasuk Kabupaten Pulau Taliabu yang baru dimekarkan menjadi kabupaten definitif pada Mei 2013 ini.
Petani yang berhasil disensus pada Sembilan kabupaten/kota tersebut sebanyak 154 ribu rumah tangga pertanian dan hasilnya 100 persen telah masuk ke BPS dan untuk selanjutnya divalidasi sebelum disimpulkan hasilnya.
Kendala yang dihadapi pada sensus pertanian 2013 di Maluku Utara, kata Adhie, diantaranya banyaknya petani yang kini telah berubah profesi seperti petani cengkeh yang saat dilakukan pencacahan mereka telah mencari nafkah di perkotaan.
Selain itu, adanya data ganda jumlah petani, khususnya di Kabupaten Halmahera Barat dan Halmahera Utara, karena ada enam desa di perbatasan kedua kabupaten itu yang sama-sama diklaim sebagai bagian dari wilayahnya.
"Petugas sensus yang kita kerahkan melakukan sensus sebelumnya telah kita latih, namun ketika mereka melaksanakan tugas ada yang kurang teliti, tapi hal itu tak menjadi masalah karena akan dilakukan validasi ulang datanya," kata Adhie.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"Hasil rinci mengenai sensus pertanian di Maluku Utara baru dapat diketahui pada Juni 2013, tapi dari hasil sensus yang telah dilakukan secara umum menggambarkan sebagian besar petani Malut berkebun," kata Kepala BPS Maluku Utara, Adhie Wiriana di Ternate, Rabu.
Kabupaten/kota di Maluku Utara yang sebagian besar petaninya berkebun terbanyak di Kabupaten Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Kepulauan Sula dan Kota Ternate, sedangkan yang bertani padi sebagian besar berada di Kabupaten Halmahera Timur, Halmahera Tengah dan Halmahera Barat.
Adhie mengatakan, wilayah Maluku Utara yang sebagian besar terdiri atas daerah kelautan, namun dari hasil sensus yang dilakukan pada Mei 2013 menunjukkan bahwa petani yang bergerak di bidang perikanan jumlahnya lebih kecil dari yang berkebun.
Kondisi ini kemungkinan secara historis masyarakat Maluku Utara sejak zaman kolonial mengusahakan kebun seperti kebun cengkeh, pala dan kelapa yang hasilnya cukup memberi kehidupan bagi mereka.
Menurut Adhie, BPS Maluku Utara menurunkan 1174 personel untuk melakukan sensus pertanian dari tanggal 1 sampai 31 Mei 2013 pada Sembilan kabupaten/kota, sudah termasuk Kabupaten Pulau Taliabu yang baru dimekarkan menjadi kabupaten definitif pada Mei 2013 ini.
Petani yang berhasil disensus pada Sembilan kabupaten/kota tersebut sebanyak 154 ribu rumah tangga pertanian dan hasilnya 100 persen telah masuk ke BPS dan untuk selanjutnya divalidasi sebelum disimpulkan hasilnya.
Kendala yang dihadapi pada sensus pertanian 2013 di Maluku Utara, kata Adhie, diantaranya banyaknya petani yang kini telah berubah profesi seperti petani cengkeh yang saat dilakukan pencacahan mereka telah mencari nafkah di perkotaan.
Selain itu, adanya data ganda jumlah petani, khususnya di Kabupaten Halmahera Barat dan Halmahera Utara, karena ada enam desa di perbatasan kedua kabupaten itu yang sama-sama diklaim sebagai bagian dari wilayahnya.
"Petugas sensus yang kita kerahkan melakukan sensus sebelumnya telah kita latih, namun ketika mereka melaksanakan tugas ada yang kurang teliti, tapi hal itu tak menjadi masalah karena akan dilakukan validasi ulang datanya," kata Adhie.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013