Ternate (Antara Maluku) - Sejumlah pengamat berharap produk makanan lokal Maluku Utara sudah seharusnya dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan pasokan pangan dari luar daerah dan naiknya harga setelah kenaikan harga BBM pekan lalu.

"Sudah saatnya kita lepas dari ketergantungan beras, salah satunya kita harus berdayakan pangan-pangan lokal yang cukup banyak tersedia, karena naiknya harga BBM juga memicu naiknya harga pangan," katanya pengamat dari Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Nurdin Muhammad SE MSi di Ternate, Jumat.

Pangan lokal seperti ubi-ubian seperti singkong, kedelai, maupun jagung dan lain-lain. Pengembangan jagung yang dilakukan oleh petani perorangan di pinggiran kota beberapa tahun terakhir dinilai cukup sukses.

"Begitu panen, mereka jual dalam jumlah yang banyak, sehingga keuntungan yang diperoleh pun cukup besar. Keuntungan dapat meningkat kan kesejahteraan ekonomi rumah tangga petani yang bersangkutan," ujarnya.

Berbeda dengan petani di perdesaan yang tergabung dalam kelompok tani ditengarai jagung yang sudah ditanam, saat panen masih menunggu pemerintah menyediakan pasar bagi petani untuk menjual produksinya.

"Jangan menunggu sampai disediakan pasar, baru jagung tersebut dipasarkan. Tetapi bagaimana petani harus tahu kebutuhan jagung. Kalau konsumen sudah tahu, mereka akan cari jagung yang menjadi kebutuhannya, sehingga terbentuk pasar dengan sendiri," ujarnya,

Dirinya juga melihat kebijakan pembangunan pertanian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga petani ternyata masih belum dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami para petani.

Pengembangan bidang pertanian selama ini tidak menjamin ketersediaan pangan nasional apalagi daerah. Akibatnya, pangan (beras-red) harus impor untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.

Ia mengatakan, terkait dengan 65 persen kebutuhan pangan nasional masih impor dan beras lokal yang diharapkan memenuhi kebutuhan daerah tidak terlihat lagi di pasaran Ternate.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013