Bogor (Antara Maluku) - Lembaga konservasi satwa "ex-situ" (di luar habitat asli) Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor, meluncurkan "Komodo Dragon Island" guna menyambut libur Idul Fitri (Lebaran) 1434-Hijriah.

"Pada era modern saat ini, presentasi satwa tidak hanya sekadar penampilan saja, tetapi harus mampu mengangkat sisi budaya, ekologi, edukasi dan memberikan hiburan yang yang sehat, itulah yang kami ingin sampaikan melalui wahana 'exhibition' (ruang pamer besar) Komodo ini," kata Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Drs Jansen Manansang di Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Didampingi Humas TSI Cisarua Yulius H Suprihardo, ia menjelaskan sebagai negara dengan julukan "Mega Biodiversity", Indonesia patut berbangga karena memiliki banyak sekali keanekaragaman hayati yang tidak akan pernah ditemukan di belahan dunia manapun.

Di kawasan Indonesia timur, khususnya di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, masih terjaga kadal terbesar di dunia yaitu Komodo.

"Komodo diyakini adalah satwa peninggalan zaman purba yang masih tersisa menempati kawasan kecil di kepulauan Nusa Tenggara Timur," katanya.

Dikemukakannya bahwa satwa Komodo sangat unik, yakni mempersenjatai dirinya dengan ludah yang banyak mengandung bakteri.

Kurangnya persaingan predator di habitatnya, katanya, membuat komodo tumbuh meraksasa.      
Masyarakat di Pulau Komodo meyakini bahwa mereka masih satu keturunan dengan satwa tersebut, sehingga mereka bisa hidup berdampingan dengan damai bersama satwa tersebut.

"Keunikan tersebut yang berusaha ditangkap oleh Taman Safari Indonesia dengan adanya wahana tersebut," katanya.

Ia menjelaskan dengan luas sekitar 2000 meter persegi (m2), wilayah bangunan dan sekitarnya  terlihat megah, dengan kolaborasi antara satwa dan budaya, juga dipadu dengan toko cenderamata dan kafe.

"Kami berusaha mengedukasi pengunjung, tanpa pengunjung menyadarinya. Sehingga kami membuat seolah-olah ada lorong tambang, rumah adat dan tentu saja kandang pamer Komodonya," katanya.

Tanpa disadari, kata dia, pengunjung akan teredukasi mengenai rusaknya ekosistem akibat pertambangan, kemudian mereka harus menghargai satwa endemik Indonesia dan seterusnya.

Menurut dia guna menghargai Pulau Komodo sebagai salah satu ikon tujuh keajaiban dunia, wahana itu dirancang secara modern dan yang terbaik di dunia.

"Kandang pamer dirancang dengan konsep 'green' sehingga mampu menyerap energi matahari sebanyak-banyaknya," kata Jansen Manansang.

Sedangkan untuk mengatasi cuaca yang berbeda antara TSI dengan habitat aslinya di Pulau Komodo kandang pamer dilengkapi dengan pemanas ruangan, pengatur kelembapan, pasir khusus serta tempat-tempat bertelur sehingga komodo yang ada dalam kandang pamer tersebut betul-betul merasa di habitat aslinya.

Ia mengakui bahwa wahana itu dirancang sedemikian rupa dan dikerjakan sendiri oleh staf Taman Safari Indonesia dan diharapkan akan bertahan untuk waktu yang lama.

Meski demikian, unsur yang paling utama dalam pembangunan sebuah wahana semacam itu, yaitu kesejahteraan satwa tetap mendapat prioritas utama.

"Wahana Komodo ini berkelas dunia dan merupakan suguhan menarik untuk mengisi liburan Lebaran tahun 2013 ini," katanya.

Yulius H Suprihardo menambahkan wahana Komodo itu merupakan sajian menarik setelah pekan lalu TSI Cisarua mendatangkan sebanyak 17 unta punuk dua (Camelus bactrianus) dari Kebun Binatang Nasional di Moldova, yakni Capital Kishinew.

Menurut dia, kini masyarakat dapat membedakan antara unta Arab (punuk satu) dan unta punuk dua yang  berasal dari Asia Tengah.

"Sebagai objek wisata nasional Taman Safari Indonesia Cisarua siap memberikan suguhan menarik dan edukatif untuk masyarakat," katanya.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013