Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyambangi Kabupaten Maluku Tenggara menggelar rapat kerja daerah bersama tim percepatan penurunan stunting.
Rapat dihadiri Penjabat Bupati Malra Jasmono, Sekda dan Forkompinda Kabupaten Malra yang di pusatkan di aula Kantor Bupati Langgur, Senin, (27/5).
Dalam rakerda tersebut, Hasto hadir langsung memberikan sejumlah pengarahan terkait dengan peningkatan sinergisitas dan kolaborasi pencapaian program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
Program Bangga Kencana yang merupakan akronim dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana menjadi salah satu program unggulan dari BKKBN. Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Dalam paparannya Hasto menyampaikan stunting adalah persoalan Nasional yang penting sehingga harus menjadi perhatian serius semua pihak.
Menurut Hasto, sesuai visi Presiden RI, Jokowi, salah satu pokok penting yang disampaikan adalah keberlanjutan dan berkesinambungan untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
Diharapkan pada 2030 nanti sudah tidak ada lagi yang kelaparan. Kemudian kematian ibu dan bayi sudah menurun drastis termasuk stunting. Karena 2030 itu akhir dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs).
"Semua ini bisa tercapai bila ada komitmen dan kerjas ama antara tim percepatan penurunan stunting dan pihak terkait yang baik dan di dukung dengan sumber daya manusia,"ujarnya.
Menurut Hasto, stunting dulu hanya ada di beberapa wilayah di Indonesia. Tetapi sekarang sudah semua, dan tentunya stunting ini menjadi prioritas. Di pemerintahan baru nanti Presiden terpilih Prabowo dan Gibran juga akan sama perhatiannya bahkan akan lebih besar lagi perhatian pada masalah kesehatan, gizi dan stunting serta SDM.
Oleh karena itu peran dari tim percepatan penurunan stunting harus lebih digalakkan, saat ini juga katanya, sudah ada tim pendamping warga, dan penyuluh KB, Bidan, semua dilibatkan untuk penanganan stunting.
Mantan Bupati Kulonprogo ini menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dan pihak terkait atas capaian dan hasil kinerja positif.
Saya mengapresiasi pemasangan Contracevtipe Prevalence Rate (CPR) atau Presentasi Pemakaian Kontrasepsi di Maluku Tenggara, yang mencapai capai 74 persen.
Selain itu ada prestasi yang menurut saya Maluku Tenggara juara satu dimana angka perkawinan usia muda di Maluku Tenggara sangat rendah se-Maluku, ini salah satu unsur yang positif, "ungkap Hasto.
Maluku Tenggara juga baik prestasinya untuk program KB rata-rata 2, 36 persen dibandingkan dengan daerah lain di Maluku, katanya
Hasto juga mengapresiasi capaian dan kinerja Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, karena angka prevalensi stunting yang mengalami trend penurunan. Sesuai hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukan prevelensi stunting di Maluku tenggara berada pada angka 34 persen.
"Jika disandingkan dengan Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang dapat memantau perkembangan gizi anak maka Maluku Tenggara jauh lebih baik karena berada di angka 16 persen,"ulasnya. (DS).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
Rapat dihadiri Penjabat Bupati Malra Jasmono, Sekda dan Forkompinda Kabupaten Malra yang di pusatkan di aula Kantor Bupati Langgur, Senin, (27/5).
Dalam rakerda tersebut, Hasto hadir langsung memberikan sejumlah pengarahan terkait dengan peningkatan sinergisitas dan kolaborasi pencapaian program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
Program Bangga Kencana yang merupakan akronim dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana menjadi salah satu program unggulan dari BKKBN. Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Dalam paparannya Hasto menyampaikan stunting adalah persoalan Nasional yang penting sehingga harus menjadi perhatian serius semua pihak.
Menurut Hasto, sesuai visi Presiden RI, Jokowi, salah satu pokok penting yang disampaikan adalah keberlanjutan dan berkesinambungan untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
Diharapkan pada 2030 nanti sudah tidak ada lagi yang kelaparan. Kemudian kematian ibu dan bayi sudah menurun drastis termasuk stunting. Karena 2030 itu akhir dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs).
"Semua ini bisa tercapai bila ada komitmen dan kerjas ama antara tim percepatan penurunan stunting dan pihak terkait yang baik dan di dukung dengan sumber daya manusia,"ujarnya.
Menurut Hasto, stunting dulu hanya ada di beberapa wilayah di Indonesia. Tetapi sekarang sudah semua, dan tentunya stunting ini menjadi prioritas. Di pemerintahan baru nanti Presiden terpilih Prabowo dan Gibran juga akan sama perhatiannya bahkan akan lebih besar lagi perhatian pada masalah kesehatan, gizi dan stunting serta SDM.
Oleh karena itu peran dari tim percepatan penurunan stunting harus lebih digalakkan, saat ini juga katanya, sudah ada tim pendamping warga, dan penyuluh KB, Bidan, semua dilibatkan untuk penanganan stunting.
Mantan Bupati Kulonprogo ini menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dan pihak terkait atas capaian dan hasil kinerja positif.
Saya mengapresiasi pemasangan Contracevtipe Prevalence Rate (CPR) atau Presentasi Pemakaian Kontrasepsi di Maluku Tenggara, yang mencapai capai 74 persen.
Selain itu ada prestasi yang menurut saya Maluku Tenggara juara satu dimana angka perkawinan usia muda di Maluku Tenggara sangat rendah se-Maluku, ini salah satu unsur yang positif, "ungkap Hasto.
Maluku Tenggara juga baik prestasinya untuk program KB rata-rata 2, 36 persen dibandingkan dengan daerah lain di Maluku, katanya
Hasto juga mengapresiasi capaian dan kinerja Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, karena angka prevalensi stunting yang mengalami trend penurunan. Sesuai hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukan prevelensi stunting di Maluku tenggara berada pada angka 34 persen.
"Jika disandingkan dengan Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang dapat memantau perkembangan gizi anak maka Maluku Tenggara jauh lebih baik karena berada di angka 16 persen,"ulasnya. (DS).
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024