Organisasi Buruh Dunia (ILO) perwakilan Maluku akan menggelar sejumlah kegiatan yang dilaksanakan pada 18 - 20 Juli, bertujuan mengkampanyekan penghapusan pekerja anak dan mencegah anak putus sekolah. Kegiatan tersebut antara lain lomba debat, pidato, baca puisi, penulisan esai , aksi teatrikal hingga acara puncak yakni jalan santai yang diikuti 700 anak putus sekolah dan yang rentan putus sekolah dari sembilan sekolah formal dan dua sekolah nonformal dengan mengambil "start" dari SMP Negeri 2 Ambon, kata  Ketua Program Lokal Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan (Education and skill training/EAST) ILO Maluku, Sinthia Dewi Harkrisnowo  kepada ANTARA di Ambon, Sabtu.. "Sebenarnya yang kami gunakan ini metode "scream" yakni menghapusan pekerja anak dan mencegah anak putus sekolah melalui pendidikan seni dan media," kata Sinthia Dewi Harkrisnowo . Sinthia Dewi mengatakan, kegiatan yang akan dilakukan itu hanya bagian kecil dari program besar pencegahan anak putus sekolah dan penghapusan pekerja anak. Untuk kegiatan tersebut, pihaknya menargetkan 497 anak yang merupakan sasaran penerima manfaat, terdiri atas 300 siswa usia 12 - 18 tahun dari sembilan sekolah formal tingkat SMP dan SMA dan sisanya 197 anak putus sokolah dari dua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kota Ambon. Sementara itu, yang telah diberikan untuk para guru atau tutor yakni pola mengajar terhadap peserta didik melalui seni dan media yang memberikan kesempatan kepada anak untuk lebih mengenal potensi dan bakat masing-masing. Metode ini merupakan proses belajar yang menyenangkan dengan partisipasi anak didik lebih menonjol. Pada pola ini anak-anak diajak belajar sesuai minat dan bakat masing-masing, misalnya belajar Bahasa Indonesia dapat dilakukan lewat drama dan matematika melalui permainan. Menurut Sinthia, metode tersebut sudah banyak diterapkan di sekolah-sekolah berstandar internasional dan beberapa sekolah mahal di Jakarta. "Children center" Sinthia mengatakan, dalam kegiatan tersebut juga ada peresmian "childred center" atau pusat kegiatan belajar dan inovasi anak di SMP Negeri 2 Ambon disertai pemberian komputer, alat olah raga dan buku pelajaran oleh ILO EAST Maluku. Wakil Walikota Ambon, Olivia Latuconsina akan hadir untuk meresmikan "childred center" tersebut. "Kami berharap kalau nanti program ini sukses, pemerintah bisa mereplikasinya," katanya. Dia mengatakan, "children centre" itu tidak hanya akan digunakan oleh siswa-siswi SMP Negeri 2. Tetapi juga siswa-siswi yang rentan putus sekolah dari beberapa SMP terdekat. "Anak-anak yang rentan putus sekolah itu akan diberikan bimbingan belajar gratis untuk semua mata pelajaran ujian nasional," katanya. Dia berharap, melalui kampanye tersebut anak-anak bisa memiliki akses pendidikan yang lebih baik. Mutu pendidikan juga diharapkan meningkat. "Melalui pendidikan yang berkualitas anak-anak bisa dicegah bekerja di usia sekolah. Kami juga ingin para orang tua dan masyarakat bertanggungjawab terhadap pendidikan anak, bukan hanya pihak sekolah," ujarnya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010