Ternate (Antara Maluku) - Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Maluku Utara (Malut) mengintensifkan pengawasan di perairan Pulau Morotai untuk mengantisipasi pencurian ikan yang dilakukan nelayan asing di perairan itu.

"Sesuai laporan yang ada bahwa banyak nelayan dari negara tetangga seperti dari Filipina mencuri ikan di perairan Pulau Morotai, oleh karena itu Polairud mulai mengintensifkan pengawasan di sana untuk mengantisipasi pencurian itu," kata Kabid Humas Polda Malut AKBP Hendri Badar di Ternate, Jumat.

Pengawasan di perairan Pulau Morotai tersebut juga sekaligus untuk mengantisipasi kemungkinan Perairan Morotai menjadi jalur masuk penyelundupan narkoba dari luar negeri ke wilayah Indonesia oleh jaringan sindikat perdagangan narkoba internasional.

Hendri mengatakan, sarana operasi dan personel Polairud Malut sangat terbatas, tetapi hal itu tidak menjadi kendala untuk mengintensifkan pengawasan di perairan Pulau Morotai, mengingat kerugian yang dialami negara akibat pencurian ikan maupun penyelundupan narkoba sangat besar.

Polairud sangat mengharapkan paritisipasi dari masyarakat di Pulau Morotai dalam upaya mengantisipasi pencurian ikan di perairan daerah itu, misalnya dengan cara menginformasikan kepada petugas jika melihat ada nelayan asing yang masuk mencuri ikan.

Perairan Pulau Morotai sangat rawan pencurian ikan oleh nelayan asing, termasuk menjadi jalur penyelundupan narkoba dari luar negeri ke Indonesia, karena perairan pulau itu berbatasan langsung dengan Negara Filipina dan laut Pasifik.

Bupati Pulau Morotai Rusli Sibua sebelumnya mengaku sudah beberapa kali melihat kapal nelayan asing menangkap ikan secara illegal di Perairan Morotai, namun pemkab sangat kesulitan untuk menangkap mereka karena terbentur pada terbatasnya sarana operasi dan petugas lapangan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Malut memprediksi kerugian daerah ini akibat pencurian ikan di perairan Pulau Morotai dan Perairan Halmahera yang dilakukan nelayan asing mencapai ratusan miliar rupiah per tahun, karena jenis ikan yang dicuri umumnya yang harganya mahal dipasar ekspor, seperti ikan tuna sirip kuning.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013