Ternate (ANTARA) - Direktorat Polairud Polda Maluku Utara (Malut) mengintensifkan patroli di kawasan terindikasi seringkali terjadi tindak pidana maupun pelanggaran pencurian ikan di wilayah Malut.
"Selain itu, guna mengantisipasi tindak pidana itu, telah dibentuk Sat Polair Polres, terutama di kawasan yang dianggap rawan terjadinya pencurian ikan seperti di wilayah Kabupaten Halut dan Pulau Taliabu," kata Dir Polairud Polda Malut AKBP R Djarot Agung Riadi di Ternate, Jumat.
Menurutnya, upaya ini juga diikuti dengan penempatan markas unit Ditpolairud Polda Malut dan berperan aktif dalam membantu terciptanya situasi kamtibmas yang aman dan terkendali di wilayah perairan Malut.
Djarot menyatakan, saat ini personelnya diinstruksikan untuk menyambangi masyarakat pesisir dalam upaya melakukan upaya preventif seperti sosialisasi mengenai tindak pidana maupun pelanggaran di perairan.
Apalagi dengan adanya aktivitas pencurian ikan di perairan Malut oleh nelayan asing semakin berkurang setelah berbagai pihak terkait mengintensifkan pengawasan di seluruh kawasan perairan provinsi kepulauan ini.
"Di samping itu, membuat surat pernyatan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga situasi kamtibmas di perairan agar tetap kondusif dan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan perangkat desa," kata Djarot saat menggelar konferensi pers yang didampingi Kabid Humas Polda Malut AKBP Yudi Rumantoro.
Dia mengakui, pihaknya intensif mengawasi adanya pelayaran tanpa dilengkapi dokumen Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan syahbandar setempat, sehingga kalau ada kapal yang berlayar tidak layak laut karena kurangnya ketersediaan alat keselamatan dan alat navigasi akan ditindak.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Malut, Buyung Radjilun ketika dihubungi terpisah sebelumnya menyatakan, nelayan asing terutama dari Filipina sering mencuri ikan di perairan Malut, tetapi sekarang semakin berkurang, bahkan dalam setahun terakhir tidak ada kasus pencurian ikan,
Perairan Malut selama ini menjadi sasaran pencurian ikan nelayan asing karena memiliki potensi ikan melimpah, terutama jenis ikan tuna sirip kuning yang banyak diminati pasaran ekspor.
Menurut dia, semakin berkurangnya pencurian ikan di perairan Malut membawa keuntungan bagi nelayan di daerah ini, karena hasil tangkapan mereka meningkat dan tidak perlu lagi mencari ikan ke perairan yang jauh dari pantai.
Walaupun pencurian ikan di perairan Malut semakin berkurang, menurut Buyung Radjilun, Malut masih tetap dirugikan oleh adanya kapal ikan dari provinsi lain yang menangkap ikan di perairan Malut tetapi tidak mendaratkannya di Malut.
Polairud Malut intensifkan patroli di kawasan pencurian ikan
Jumat, 11 Oktober 2019 18:50 WIB