Jakarta (ANTARA) - Pagi itu, Kota Jakarta mengawali hari dengan suasana pagi yang sejuk dan lengang setelah semalam penuh diguyur hujan cukup deras.
Dengan cuaca yang demikian, wajar bila sebagian warga lebih memilih untuk bekerja dari rumah ketimbang menghadapi jalanan Jakarta yang penuh genangan air dan lumpur.
Namun begitu, tidak demikian dengan para petugas kebersihan dan pemotong rumput yang telah bermandi peluh membersihkan halaman Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Jam baru menunjukkan pukul 07.00 pagi lewat beberapa menit, namun halaman bangunan milik Kementerian Sosial (Kemensos) tersebut sudah sibuk dengan kegiatan kerja bakti, mulai dari aksi mengepel lantai hingga memangkas rumput-rumput liar yang mulai tumbuh tinggi di bagian samping bangunan.
Suara dehaman batuk sesekali terdengar bersahutan dengan bising mesin pemotong rumput di salah satu sudut halaman Pusdiklatbangprof Margaguna.
Ya, hari itu menjadi jadwal Menteri Sosial Saifullah Yusuf untuk mengecek langsung kesiapan bangunan tersebut sebagai salah satu Sekolah Rakyat yang siap beroperasi pada bulan Juli tahun ini.

Menyulap aset menjadi Sekolah Rakyat
Mensos menyebutkan Pusdiklatbangprof Margaguna memiliki luas lahan 3,9 hektare, dengan beberapa bangunan yang saling terhubung.
Adapun untuk penyelenggaraan Sekolah Rakyat, pihaknya akan mengambil seluas 1,9 hektare lahan dari komplek Pusdiklatbangprof Margaguna.
Ia mengatakan komplek pusdiklat itu nantinya dipersiapkan untuk Sekolah Rakyat jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan diperkirakan memiliki kapasitas untuk menampung kurang lebih 600 orang yang terdiri atas murid, tenaga pengajar maupun tenaga kependidikan.
“Tampaknya dari data sementara memang lebih banyak yang mau masuk SMA. Maka itulah di sekitar sini sesuai data yang ada akan dimulai dari tingkat SMA,” kata Mensos.
Sekolah Rakyat jenjang SMA tersebut direncanakan akan membagi para murid ke dalam empat rombongan belajar atau kelas yang tiap kelas terdiri dari 25 murid.
Oleh karena itu, kunjungannya hari itu untuk memastikan betul sejumlah ruangan yang akan dijadikan sebagai ruang kelas, asrama, hingga aula siap dan layak untuk penyelenggaraan Sekolah Rakyat yang kini menghitung bulan.
Ruangan pertama yang ia cek ialah ruangan aula yang dapat digunakan sebagai ruang pertemuan sekaligus ruang makan para murid nantinya.
Ruangan tersebut berukuran besar dan memiliki sejumlah meja bundar dengan lima hingga enam kursi dapat mengelilingi meja tersebut
Ruangan aula ini juga sudah dilengkapi dengan beberapa pendingin ruangan dan satu televisi.
Berjalan ke bangunan berikutnya, ia pun mengecek ruangan yang akan menjadi tempat tidur para murid maupun tenaga pendidik.
Ia menyebutkan Pusdiklatbangprof Margaguna dapat menyediakan 70 kamar, yang terdiri dari 65 kamar reguler dan 5 kamar VIP.
Untuk mendukung kenyamanan para murid saat beristirahat, masing-masing kamar sudah dilengkapi dengan satu meja dan kursi belajar, satu televisi, satu pendingin ruangan, serta lemari pakaian besar, dengan kamar mandi berada di dalam.
Pada kamar reguler, pihaknya nantinya akan menyulap tata letak kamar saat ini, dengan mengganti seluruh tempat tidur yang ada menjadi tempat tidur bertingkat agar dapat menampung lebih banyak murid dalam satu kamar.
Adapun untuk kamar VIP yang nantinya diperuntukkan bagi tenaga pendidik, seperti pamong ataupun kepala asrama pihaknya tidak mengubah tata letak kamar yang sudah ada.
Setiap kamar nantinya tetap akan diisi dengan satu tempat tidur berukuran besar, lemari besar, sofa dan meja tamu, meja televisi berukuran sedang, pendingin ruangan, dengan kamar mandi di bagian dalam kamar.
Ia menambahkan setiap lantai asrama akan memiliki ruang dapur kecil di bagian ujung koridor yang dapat digunakan untuk kegiatan memasak ringan, seperti memasak air panas untuk menyeduh teh maupun kopi.
Dapur kecil ini juga sudah dilengkapi dengan jendela berukuran besar yang dapat dibuka untuk membuang aroma dan hawa panas sisa masakan.
Selain untuk memasak ringan, dapur tersebut juga dapat menyimpan makanan dan minuman ringan karena dilengkapi dengan lemari pendingin kulkas berukuran sedang.
Dari bagian ujung koridor inilah, bangunan asrama para murid dan tenaga pendidik lantas dihubungkan dengan jembatan beratap untuk menuju ruang kelas tempat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Untuk ruang kelas, ia menyebutkan Pusdiklatbangprof Margaguna dapat menyediakan 8 ruang kelas yang masih memerlukan penataan terkait posisi meja dan kursi para murid.
Setiap ruang kelas nantinya akan dilengkapi dengan pendingin ruangan, papan tulis berukuran besar dengan satu proyektor di bagian tengah langit-langit.
Guna mendukung pencahayaan yang baik selama kegiatan belajar mengajar, pihaknya berupaya memilih ruangan di Pusdiklatbangprof Margaguna yang memiliki ventilasi besar dengan kaca yang dapat dibuka.
Sementara untuk fasilitas lainnya, Mensos menjelaskan pusat pendidikan dan pelatihan pegawai Kemensos itu juga memiliki fasilitas olahraga untuk kegiatan bulu tangkis, tenis hingga voli.
"Kita juga masih punya beberapa gedung di belakang yang dimungkinkan juga untuk laboratorium, untuk kemudian juga pusat administrasi dari pendidikannya, termasuk ruang para guru," katanya.
Tidak ketinggalan, perpustakaan Pusdiklatbangprof Margaguna juga nantinya akan mengalami perubahan tata letak untuk dialihfungsikan menjadi ruang perpustakaan bagi anak-anak.
Membangun karakter murid
Pemilihan model sekolah asrama untuk Sekolah Rakyat bukanlah serta merta tanpa alasan.
Mensos mengatakan Sekolah Rakyat memilih untuk menggunakan model asrama karena sudah ada banyak contoh kisah sukses model sekolah tersebut dalam membentuk prestasi akademik maupun karakter siswa.
Ia meyakini sistem asrama yang akan dipakai Sekolah Rakyat bakal lebih efektif dalam membentuk prestasi akademik maupun karakter siswa karena komitmen orang tua juga menjadi penentu untuk menopang pendidikan anak.
"Banyak kisah sukses dari mereka yang bersekolah asrama dan terbukti orang bisa lebih konsentrasi, fokus belajar, disiplin dan lebih tertib," katanya.
Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dengan model sekolah asrama tersebut, Mensos pun menyebutkan pihaknya akan merekrut sekitar 700 tenaga pendidik dan tenaga pengajar yang sudah bersertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Mensos menjelaskan jumlah tersebut sudah menyesuaikan dengan kapasitas murid yang dapat diterima di seluruh Sekolah Rakyat yang telah siap beroperasi pada bulan Juli mendatang.
“Kemarin sudah dihitung sementara. Jadi dari 2.000 murid lebih itu kami butuh guru dan pamongnya itu kira-kira 700an,” kata Mensos.
Terkait mekanisme seleksinya, ia mengatakan Kemensos bersama Tim Formatur Sekolah Rakyat telah meminta Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (Dirjen GTKPG) Kemendikdasmen untuk menyeleksi sekitar 60 ribu guru PPG Prajabatan berdasarkan kedekatan lokasi domisili masing-masing dengan Sekolah Rakyat.
“Ya, yang tinggal di dekat situ diprioritaskan bila mendaftar. Misalnya Sekolah Rakyat yang di Pondok Indah ini ya kita prioritaskan guru yang tinggal atau berada di sekitar Jakarta Selatan. Kalau nggak ada baru ke Jakarta Barat atau Jakarta Timur gitu. Tentunya dicari yang paling dekat,” ujar Mensos.
Ia mengatakan rekrutmen guru direncanakan akan dimulai pada awal April setelah mendapat persetujuan Presiden.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menanti Sekolah Rakyat: Penyambung mimpi wong cilik (2)